Landasan Perdamaian (平和の礎code: ja is deprecated , Heiwa no Ishiji) diresmikan pada 23 Juni 1995 di memperingati ulang tahun ke-50 Pertempuran Okinawa dan berakhirnya Perang Dunia II.[1][2] Memorial ini dibangun untuk : (1) Mengingat mereka yang gugur dalam perang, dan mendoakan perdamaian abadi; (2) Meneruskan pelajaran perang; dan (3) Berfungsi sebagai sebuah tempat untuk meditasi dan belajar.[1][2]
Nama - Latar belakang politik
Dibangun oleh administrasi pemerintahan Masahide Ōta, dan sebagaimana dirinci dalam bukunya dengan nama yang sama Okinawa: Heiwa no Ishiji, nama "Landasan Perdamaian" menyindir secara tidak langsung kemitraan keamanan Jepang-Amerika Serikat.[3] Ōta menulis, "Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa motivasi yang mengarah pada pembangunan "Landasan Perdamaian" ini juga telah menjadi dasar bagi orang-orang Okinawa yang mencurahkan hati dan jiwa, siang dan malam, untuk memecahkan isu pangkalan militer."[3] Ketika Presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengunjungi Landasan Perdamaian pada tahun 2000, dia menyampaikan pidato yang menjanjikan upaya untuk mengurangi dan mengonsolidasikan pangkalan-pangkalan Amerika Serikat di Okinawa, seperti yang sebelumnya telah disetujui oleh pemerintah Amerika Serikat dan Jepang.[4]
Desain
Desain pemenang, berjudul "Gelombang Perdamaian Abadi", terdiri dari busur konsentris dari prasasti atau sekat granit hitam seperti gelombang.[2][3] Semuanya ini tertulis dengan nama-nama mereka yang meninggal, terlepas dari kebangsaan dan status sipil atau militer. Nama-nama ditulis dalam urutan horizontal dari kiri ke kanan, dan dalam abjad asli mereka sesuai dengan tempat asalnya.[1][2][5] Rangkaian ini berjumlah total 116 batu, dengan teks berturutan mencapai panjang total 2.200 meter.[6]
Inskripsi
Hingga Juni 2015, terdapat 241.281 nama.[7] Sesuai dengan urutan inskripsi adalah 77.380 dari prefektur Jepang lainnya, berdasarkan prefektur; 149.329 dari Prefektur Okinawa, berdasarkan dukuh; 14.009 dari Amerika Serikat, berdasarkan unit; 82 dari Britania Raya; 365 dari Republik Korea; 82 dari Korea Utara; dan 34 dari Taiwan.[5][7]
^ abcdWeiner, Michael (ed.) (1997). Japan's minorities: the illusion of homogeneity (pp.169f.). Routledge. ISBN0-415-13008-5.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Figal, Gerald (1997). "Historical Sense and Commemorative Sensibility at Okinawa's Cornerstone of Peace". Positions: East Asia Cultures Critique. Duke University. 5, 3 (3): 745–778. doi:10.1215/10679847-5-3-745.