Königsberg
Königsberg adalah nama lama kota Kaliningrad. Kota ini pada awalnya merupakan kota Sambia atau Prusia Lama, tetapi kemudian berada di bawah kekuasaan Negara Ordo Teutonik, Kadipaten Prusia, Kerajaan Prusia, dan Jerman. Kota ini hancur akibat Perang Dunia II dan kemudian disita oleh Uni Soviet. Namanya lalu diganti menjadi Kaliningrad. Saat ini tidak banyak bangunan dan struktur kota tua Königsberg yang masih tersisa. Dalam bahasa Jerman, Königsberg secara harfiah berarti "Gunung Raja". Sementara itu, berdasarkan dialek Jerman Hilir yang banyak dituturkan oleh mantan penduduknya, nama kota ini adalah Kenigsbarg (pelafalan [ˈkʰeːnɪçsbarç]). Nama-nama lain adalah bahasa Rusia: Кёнигсберг, Королевец, tr. Kyonigsberg, Korolevets, Prusia Lama: Kunnegsgarbs, Knigsberg, bahasa Lituania: Karaliaučius dan bahasa Polandia: Królewiec. Königsberg didirikan pada tahun 1255 di situs Prusia Lama yang disebut Twangste. Kota ini didirikan oleh Ordo Teutonik selama Perang Salib Utara dan namanya dimaksudkan untuk menghormati Raja Ottokar II dari Bohemia.[1] Kota ini kemudian berkembang menjadi kota pelabuhan Baltik dan juga ibu kota Negara Ordo Teutonik, Kadipaten Prusia (1525-1701) dan Prusia Timur. Königsberg tetap menjadi tempat penobatan penguasa monarki Prusia meskipun ibu kotanya sudah dipindah ke Berlin pada tahun 1701. Kota ini merupakan kota paling timur di Jerman hingga kota ini direbut Uni Soviet pada tanggal 9 April 1945 menjelang berakhirnya Perang Dunia II. Dalam sejarahnya, kota ini juga merupakan kota universitas dan tempat berdirinya Universitas Albertina (didirikan tahun 1544). Selain itu, Königsberg merupakan pusat intelektual dan budaya Jerman yang penting. Banyak tokoh-tokoh penting yang pernah berdiam di kota ini, seperti Simon Dach, Immanuel Kant, Käthe Kollwitz, E. T. A. Hoffmann, David Hilbert, Agnes Miegel, Hannah Arendt dan Michael Wieck. Sebagian besar penduduk kota ini menuturkan bahasa Jerman dari abad ke-13 hingga ke-20, walaupun kota ini juga berdampak terhadap budaya Lituania dan Polandia.[2] Königsberg adalah pusat penerbitan sastra Luteran, termasuk terjemahan Perjanjian Baru pertama dalam bahasa Polandia yang dicetak pada tahun 1551 serta buku pertama dalam bahasa Lituania dan katekisme Luteran pertama (keduanya diterbitkan tahun 1547). Selama Perang Dunia II, Königsberg mengalami kerusakan akibat pengeboman Sekutu pada tahun 1944 dan Pertempuran Königsberg pada tahun 1945. Kota ini direbut dan diduduki oleh Tentara Merah. Penduduk Jermannya telah melarikan diri atau diusir, dan kota ini kemudian dimukimi oleh orang-orang Rusia dan kelompok etnis lain dari Uni Soviet. Walaupun sempat dirusifikasi menjadi Kyonigsberg (Кёнигсберг), namanya pada akhirnya diganti menjadi "Kaliningrad" pada tahun 1946 untuk menghormati pemimpin Soviet Mikhail Kalinin. Kota ini kini merupakan ibu kota Oblast Kaliningrad di Rusia, yang merupakan sebuah eksklave yang berbatasan dengan Lituania di utara dan Polandia di selatan. Berdasarkan hukum internasional, Königsberg (Kaliningrad) tidak pernah diserahkan secara resmi kepada Uni Soviet setelah tahun 1945; wilayah tersebut hanya berada di bawah administrasi Soviet. Jerman saat ini tidak mengklaim wilayah ini, tetapi juga tidak pernah menampik kemungkinan penyatuan kembali Königsberg.[3] DemografiSebagian besar penduduk Königsberg menganut kepercayaan Luteran dan denominasi Protestan lainnya.
Catatan kaki
|