Situs kastel ini pada awalnya merupakan benteng Prusia Lama yang disebut Tuwangste. Benteng ini terletak di dekat Sungai Pregel dan merupakan pintu masuk penting ke wilayah Prusia. Di dekatnya terdapat tiga desa Prusia yang kemudian dikenal dengan nama Löbenicht, Sackheim, dan Tragheim. Setelah Ordo Teutonik menaklukkan wilayah ini pada tahun 1255, mereka membangun benteng sementara yang terdiri dari kayu dan tanah. Pada tahun 1257, kastil batu bergaya Ordensburg dibangun. Kastel ini lalu diperbesar dan diperkuat beberapa kali pada abad ke-16, 17 dan 18.
Benteng yang berubah menjadi kastel ini merupakan kediaman para grandmaster Ordo Teutonik dan kemudian penguasa-penguasa Kadipaten Prusia.
Setelah kota Königsberg dibom oleh Sekutu pada tahun 1944, kastel ini terbakar habis.[1] Namun, tembok-temboknya yang tebal dapat bertahan dari pengeboman sekutu dan artileri Soviet dan bahkan pertempuran di kota yang berlangsung pada April 1945, sehingga reruntuhan kastel ini masih dapat berdiri. Kota Königsberg yang hancur lalu menjadi bagian dari Uni Soviet dan diganti namanya menjadi Kaliningrad pada tahun 1946.
Kaliningrad kembali dibangun oleh Soviet, tetapi mereka tidak ingin menyisakan satu pun bangunan yang dapat ditilik kembali ke masa Jerman. Leonid Brezhnev lalu memerintahkan penghancuran reruntuhan kastel ini agar tidak ada lagi lambang "militerisme Prusia" yang tersisa. Meskipun ditentang oleh mahasiswa dan kaum intelektual di Kaliningrad, reruntuhan kastel ini diledakkan atas perintah pribadi Brezhnev pada tahun 1968. Namun, reruntuhan Katedral Königsberg (termasuk makam Immanuel Kant) masih dibiarkan berdiri, dan pada akhir tahun 1990-an dan awal abad ke-21 katedral ini dibangun kembali.
Catatan kaki
^Isabel Denny,The fall of Hitler's fortress city: the battle for Königsberg, 1945. MBI Publishing Company, 2007, hlm.163.