Kyanit

Kyanite

Kyanit, atau badar nila berasal dari bahasa yunani kuanos atau kyanos,yang berarti biru tua, adalah mineral dengan warna umum pada mineral silikat, dan biasanya ditemukan pada pegmatit metamorfik kaya-alumunium dan atau pada batuan sedimen. Kyanit pada batuan metamorf secara umum mengindikasikan bahwa batuan mengalami tekanan yang lebih tinggi dari empat kilobar. Meskipun berpotensi stabil di tekanan dan temperatur rendah, aktivitas air biasanya sangat tinggi di kondisi tersebut yang membuatnya tergantikan oleh aluminosilikat hidrat seperti muskovit, pirofilit, atau kaolinit. Kyanit juga biasa disebut sebagai Disden, raetisit, dan sianit.

Kyanit adalah member dari deret aluminosilikat, yang juga termasuk polimorf andalusit dan polimorf silimanit. Kyanit bersifat sangat anisotrop, yang kekerasannya bervariasi bergantung pada arah klistalografinya. Pada kyanit, anisostropisme ini dapat dipertimbangkan dalam mengidntifikasi karakteristik.

Pada temperatur di atas 1100 °C, kyanit terdekomposisi menjadi mullit dan silika kaca melalui reaksi sebagai berikut:

3(Al2O3·SiO2) → 3Al2O3·2SiO2 + SiO2.

Transformasi ini menyebabkan terjadinya ekspansi.[1]

Kegunaan

Kyanit biasa digunakan di dalam material tahan panas (refractory) produk - produk keramik, termasuk porselen perlengkapan pipa dan piring. Kyanit juga digunakan di barang - barang elektronik, insulator listrik dan abrasif.

Kyanit telah digunakan sebagai batuakik, yang dapat menampilan mata kucing pada permukaannya, namun penggunaannya dibatasi sifat anisotropisme-nya dan kesempurnaan belahan. Warnanya bervariasi . Kyanit yang berwarna oranye ditemukan di Tanzania yang berwarna demikian akibat adanya inklusi sejumah kecil mangan ( Mn3+) pada strukturnnya.[2]

Kyanit adalah salah satu dari mineral - mineral indeks yang digunakan untuk memperkirakan temperatur, kedalaman, dan tekanan ketika batuan tersebut mengalami metamorfisme.

Catatan untuk identifikasi

Kyanit berwarna biru tua

Kristal - kristal kyanit yang memanjang dan berbentuk kolom biasanya merupakan indikasi pertama untuk mengetahui keberadaan mineral kyanit, selain juga warna (spesimen di atas berwarna biru). Mineral - mineral yang berasosiasi padanya juga penting, terutama keberadaan polimorf staurolit, yang sering terbentuk bersamaan dengan kyanit. Meskipun begitu, karakteristik yang paling berguna untuk identifikasi kyanit adalah anisotropisme .[3][4]

Keberadaan

Kyanit hadir di gneis, sekis, pegmatit, dan urat kuarsa yang dihasilkan dari metamorfisme regional tekanan tinggi pada batuan pelitik. Kyanit hadir di batuan sedimen dalam bentuk butir -butir detritus. Kehadiran kyanit berasosiasi dengan staurolit, andalusit, silimanit, talk, hornblende, gedrit, mullit, dan korundum.[3]

Referensi

Sitasi spesifik
  1. ^ Speyer, Robert (1993). Thermal Analysis of Materials. CRC Press. hlm. 166. ISBN 0-8247-8963-6. 
  2. ^ M. Gaft; L. Nagli; G. Panczer; G. R. Rossman; R. Reisfeld (August 2011). "Laser-induced time-resolved luminescence of orange kyanite Al2SiO5". Optical Materials. sciencedirect.com. 33 (10): 1476–1480. Bibcode:2011OptMa..33.1476G. doi:10.1016/j.optmat.2011.03.052. 
  3. ^ a b Downs, Bob (2001).
  4. ^ "Kyanite".
Referensi umum

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41