Kritik terhadap pascamodernismeKritik terhadap postmodernisme biasanya terkait dengan pendapat bahwa postmodernisme itu sama sekali tidak jelas esensinya dan terlalu bermusuhan dengan gagasan absolut seperti kebenaran. Kritik terhadap postmodernisme menganggap aliran tersebut sebagai aliran yang tidak berarti, mendukung obskurantisme, dan menggunakan gagasan relativisme budaya, moralitas, dan pengetahuan yang terlalu berlebihan. Kritik ini biasanya dialamatkan kepada cabang-cabang khusus postmodernisme yang bermacam-macam, seperti filsafat postmodern, arsitektur postmodern, dan sastra postmodern. Kritik ini juga bisa dibatasi pada kecenderungan-kecenderungan tertentu dalam aliran postmodernisme, seperti post-strukturalisme, relativisme budaya, dan "teori". Contohnya, seorang filsuf dapat mengkritik seorang postmodern dari Prancis, tetapi masih menyukai film postmodernis. KetidakjelasanAhli bahasa Noam Chomsky menyatakan bahwa postmodernisme sama sekali tidak ada artinya karena tidak memberikan sumbangsih apapun terhadap pengetahuan analitis atau empiris.[1] Sementara itu, Richard Dawkins pernah menulis dalam ulasan buku Intellectual Impostures karya Alan Sokal dan Jean Bricmont:[2]
Skandal SokalSeorang profesor fisika dari Universitas New York yang bernama Alan Sokal pernah menulis sebuah artikel yang sengaja dibuat dengan gaya bahasa seperti para penulis postmodernisme, tetapi sebenarnya tidak memiliki substansi yang berarti. Artikel ini tenyata malah diterima oleh jurnal postmodernisme Social Text. Kemudian Sokal menulis buku Fashionable Nonsense yang membongkar praktik-praktik postmodernisme. Lihat pulaReferensi
|