Kontroversi pengambilan sumpah anggota Dewan Legislatif Hong Kong adalah sebuah peristiwa yang menimpa dua anggota terpilih Dewan Legislatif Hong Kong (LegCo), legislator Youngspiration pro-kemerdekaan, Sixtus Leung dan Yau Wai-ching, yang terpilih pada September 2016, saat sumpah jabatan mereka yang dipimpin oleh sekretaris-jenderal LegCo Kenneth Chen di pertemuan pelantikan legislatif pada 12 Oktober.
Keduanya membawa spanduk "Hong Kong bukan Tiongkok", memakai kata-kata mereka sendiri dalam sumpah dan memplesetkan "Republik Rakyat Tiongkok" menjadi "Re-fucking Rakyat Chee-na". Kontroversi tersebut memuncak saat Ketua Eksekutif Leung Chun-ying dan Sekretaris Keadilan Rimsky Yuen memerintahkan dewan untuk mendiskualifikasi dua legislator tersebut pada 18 Oktober, disusul oleh langkah yang diambil oleh para legislator untuk memblokir pasangan tersebut dari pengambilan kembali sumpah mereka pada hari berikutnya.
Pada 7 November, Komite Pendirian Kongres Rakyat Tiongkok menginterpretasikan Artikel 104 Hukum Dasar Hong Kong untuk "mengklarifikasi" tujuan legislator untuk menyatakan Hong Kong sebagai bagian dari Tiongkok saat mereka menjabat.
Latar belakang
Dalam pemilihan Dewan Legislatif 2016 yang diadakan pada4 September 2016, enam kandidat lokalis dengan agenda-agenda berbeda yang memperjuangkan "penentuan nasib sendiri" Hong Kong terpilih dengan 19 persen total suara, meskipun Komisi Urusan Elektoral berencana untuk mendiskualifikasi enam kandidat lokalis lainnya dari memasuki pemilihan tersebut dengan alasan dukungan mereka terhadap kemerdekaan Hong Kong, termasuk pribumi Hong Kong Edward Leung yang maju dalam pemilihan Teritorial Timur Baru pada bulan Februari.[1][2] Leung mengkampanyekan Sixtus Leung dari Youngspiration, 30, yang berdiri dalam konstituensi yang sama sebagai sebuah rencana "back up". Leung terpilih dengan 37,997 suara. Kolega partainya, Yau Wai-ching, 25, juga memenangkan kursi terakhir di Kowloon Barat dengan 20,643 suara, menjadikannya perempuan termuda yang terpilih pada legislatur.
Kejadian
Sumpah yang tidak sah
Pada 11 Oktober 2016, sehari sebelum acara pelantikan Dewan Legislatif ke-6, pemerintah mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan para anggota terpilih Dewan Legislatif untuk bersumpah di atas Hukum Dasar dan menyatakan Kawasan Administratif Istimewa Hong Kong adalah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok sesuai dengan yang tercantum dalam Artikel 104 dari Hukum Dasar.[3]
Pada 12 Oktober, lima lokalis dan delapan legislator pan-demokrasi menggunakan acara pengambilan sumpah sebagai wadah unjuk rasa seperti halnya pada acara sebelumnya, dengan cara meneriakkan slogan-slogan dan membat pernyataan tambahan sebelum dan setelah pengambilan sumpah mereka. Namun, sumpah pan-demokrat independen Yiu Chung-yim, Sixtus Leung dan Yau Wai-ching dari Youngspiration dianggap tidak sah oleh sekretaris-jenderal LegCo Kenneth Chen. Yiu menambahkan frasa seperti "hak pilih universal" setelah sumpahnya yang dianggap sebagai tindakan tidak sah. Leung dan Yau mengatakan kata "negara Hong Kong" sebelum mereka mengambil sumpah sesambil membawa sebuah spanduk yang bertuliskan "Hong Kong bukan Tiongkok". Mereka juga memplesetkan "Republik Rakyat Tiongkok" menjadi "Re-fucking Rakyat Chee-na", sebuah variasi dari istlah Shina yang digunakan oleh Jepang untuk Tiongkok sejak masa Perang Dunia Kedua sebanyak tiga kali.[4] Sumpah keduanya juga dianggap tidak sah, yang membuat ketiganya tidak diikutsertakan dalam pemilihan Presiden LegCo berikutnya, dimana Andrew Leung dari Aliansi Bisnis dan Profesional untuk Hong Kong secara kontroversial terpilih.[4]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar