Templat:Contains Japanese textKontes untuk membunuh 100 orang menggunakan pedang (百人斬り競争code: ja is deprecated , hyakunin-giri kyōsō) adalah sebuah catatan masa perang dari sebuah kontes antara dua perwira Angkatan Darat Jepang pada masa invasi Jepang ke China dalam rangka membunuh 100 orang pertama dengan pedang. Dua perwira tersebut kemudian dihukum mati atas dakwaan kejahatan perang untuk keterlibatan mereka.[1] Sejak itu, kebenaran sejarah dari peristiwa tersebut dipertanyakan, biasanya oleh nasionalis Jepang atau sejarawan revisionis yang memandang ke-tidak valid-an historiografi Pembantaian Nanking dan oleh keturunan-keturunan dari dua perwira tersebut.[2]
Kabar tersebut mulanya datang dari serangkaian artikel surat kabar berbahasa Jepang pada masa perang, yang merayakan pembunuhan Tionghoa yang "heroik" oleh dua perwira Jepang, yang mengadakan sebuah kompetisi untuk melihat siapa yang akan membunuh paling banyak yang pertama.[3] Kabar tersebut kembali mencuat pada 1970an dan menimbulkan kontroversi yang lebih besar terhadap kejahatan perang Jepang di China, dalam hal ini Pembantaian Nanking.
Catatan masa perang
Pada 1937, Osaka Mainichi Shimbun dan surat kabar saudarinya Tokyo Nichi Nichi Shimbun menyoroti sebuah kontes antara dua perwira Jepang, Toshiaki Mukai (向井敏明code: ja is deprecated ) dan Tsuyoshi Noda (野田毅code: ja is deprecated ), dimana dua pria tersebut dideskripsikan bersaing satu sama lain untuk menentukan manakah yang pertama kali membunuh 100 orang menggunakan pedang. Kompetisi tersebut terjadi saat perjalanan menuju Nanking, tepat sebelum terjadinya Pembantaian Nanking, dan disoroti dalam empat artikel, dari 30 November sampai 13 Desember 1937, dua artikel terakhir diterjemahkan dalam Japan Advertiser.
Referensi
Kutipan
^Takashi Yoshida. The making of the "Rape of Nanking". 2006, page 64
^Fogel, Joshua A. The Nanjing Massacre in History and Historiography. 2000, page 82
Powell, John B. (1945), My Twenty-five Years in China, New York: Macmillan, hlm. 305–308.
Wakabayashi, Bob Tadashi (Summer 2000), "The Nanking 100-Man Killing Contest Debate: War Guilt Amid Fabricated Illusions, 1971–75", Journal of Japanese Studies, The Society for Japanese Studies, 26 (2): 307–340, doi:10.2307/133271, ISSN0095-6848, JSTOR133271
Kajimoto, Masato (August 2000), "Salinan arsip", The Nanjing Massacre, Graduate School of Journalism of the University of Missouri-Columbia, 172, diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-12, diakses tanggal 24 February 2010, However, as many historians point out today, the stories of hyped heroism, in which those soldiers courageously killed a number of enemies in hand-to-hand combat with swords, couldn't be taken at face value.