Konflik Austria-Slovenia di Kärnten adalah konflik yang terjadi seusai Perang Dunia Pertama di kawasan Steiermark dan Kärnten yang dipicu oleh perebutan kekuasaan antara orang Slovenia dengan Jerman Austria. Orang-orang Slovenia setia dengan Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia (belakangan disebut Yugoslavia) yang baru dibentuk, sementara orang-orang Austria bertempur untuk Republik Jerman-Austria
yang baru diproklamirkan. Titik permasalahan utama konflik ini adalah penetapan perbatasan di antara kedua negara ini. Wilayah yang diperebutkan sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Austria-Hungaria. Dalam historiografi bahasa Slovenia, konflik ini dikenal dengan sebutan Boj za severno mejo ("pertempuran untuk perbatasan utara"),[4][5] sementara dalam historiografi bahasa Jerman peristiwa ini disebut Kärntner Abwehrkampf ("perjuangan pertahanan Kärnten").
Konflik ini berakhir setelah Konferensi Perdamaian Paris meminta agar Yugoslavia mundur dari zona B utara di cekungan Klagenfurt. Perjanjian Saint-Germain-en-Laye yang ditandatangani pada tanggal 10 September 1919 seharusnya telah menetapkan perbatasan Austria-Yugoslavia. Namun, Sekutu memutuskan untuk mengadakan plebisit pada tanggal 10 Oktober 1920 untuk menentukan perbatasan secara definitif. Sekutu membagi wilayah referendum menjadi Zona A dan Zona B. Hasilnya, Zona A memutuskan untuk bergabung dengan Austria, sementara Zona B ingin bersatu dengan Yugoslavia. Perbatasan yang ditetapkan oleh referendum ini tidak berubah seusai Perang Dunia II.
Catatan kaki