We choose to go to the Moon (bahasa Indonesia: Kita memilih pergi ke Bulan), secara resmi berjudul Address at Rice University in Houston, Texas on the Nation's Space Effort, 12 September 1962 (bahasa Indonesia: Pidato di Universitas Rice di Houston, Texas tentang Upaya Antariksa Negara, 12 September 1962), adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh Presiden Amerika SerikatJohn F. Kennedy mengenai upaya untuk mencapai Bulan kepada kerumunan massa yang berkumpul di Stadion Rice di Houston, Texas, pada 12 September 1962.[1]
Latar belakang
Ketika John F. Kennedy menjadi Presiden Amerika Serikat pada Januari 1961, banyak warga Amerika merasa bahwa Amerika Serikat kalah dalam Perlombaan Antariksa dengan Uni Soviet. Hal ini dikarenakan Uni Sovie telah berhasil meluncurkan Sputnik 1, satelit buatan pertama, hampir empat tahun sebelumnya. Persepsi ini meningkat ketika, kosmonot Rusia, Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang mencapai luar angkasa pada 12 April 1961, sebelum Amerika Serikat dapat meluncurkan astronaut pertamanya melalui Proyek Mercury.[2] Kegagalan Invasi Teluk Babi lima hari kemudian semakin memperburuk martabat Amerika Serikat.[3][4]
Pada 25 Mei 1961, Kennedy berbicara di hadapan Kongres, meminta kepada Kongres untuk menyetujui dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan nasional, jauh melampaui kenaikan yang diminta oleh Kennedy sebelumnya untuk kegiatan penjelajahan luar angkasa. Salah satu tujuan nasional yang akan dicapai adalah "bahwa Amerika Serikat harus berkomitmen untuk mencapainya, sebelum dasawarsa ini berlalu, untuk mendaratkan manusia di Bulan dan mengembalikannya dengan selamat ke Bumi".[5] Namun, tidak semua orang terkesan; sebuah jajak pendapat Gallup menunjukkan bahwa 58 persen rakyat Amerika menentang keinginan tersebut.[6]
Sasaran yang ingin dicapai Kennedy memberikan arahan dan misi khusus untuk program Apollo NASA. Ini membutuhkan pengembangan Kelompok Tugas Antariksa NASA menjadi sebuah Pusat Pesawat Antariksa Berawak. Untuk lokasinya, dipilih Houston, Texas, dan Perusahaan Penyulingan dan Minyak Humble menyumbangkan tanah tersebut pada tahun 1961, melalui Universitas Rice sebagai perantara.[7] Kennedy melakukan kunjungan ke Houston pada 11 September 1962 sebagai bagian dari perjalanan inspeksi dua hari terhadap instalasi lapangan NASA.[8] Turut mendampingi kunjungan Kennedy ini adalah astronaut Scott Carpenter dan John Glenn, dan menunjukkan kepadanya model wahana antariksa Gemini dan Apollo; Kennedy juga meninjau wahana antariksa Mercury, wahana antariksa yang digunakan Glenn saat melakukan penerbangan orbital pertama Amerika. Dalam kunjungan peninjauan pembangunan fasilitas baru tersebut, Kennedy memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan pidato untuk menggalang dukungan bagi upaya antariksa negara.[9][10] Konsep awal pidato tersebut ditulis oleh Ted Sorensen, dengan beberapa modifikasi saat pidato disampaikan oleh Kennedy.[11]
Penyampaian pidato
Pada hari yang hangat dan cerah tanggal 12 September 1962, Presiden Kennedy menyampaikan pidatonya di hadapan massa sekitar 40.000 orang, di Stadion Rice, Universitas Rice pukul 10 pagi. Mahasiswa baru Rice berada di kampus untuk orientasi, tetapi kebanyakan dari sekitar 40.000 hadirin tersebut diperkirakan merupakan para pelajar Houston.[10][12] Pidato ini menjadi terkenal dengan nama We choose to go to the Moon karena salah satu bagian dari isinya yang berbunyi sebagai berikut:
We choose to go to the moon. We choose to go to the moon in this decade and do the other things, not because they are easy, but because they are hard, because that goal will serve to organize and measure the best of our energies and skills, because that challenge is one that we are willing to accept, one we are unwilling to postpone, and one which we intend to win, and the others, too.[13]
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Kita memilih pergi ke bulan. Kita memilih pergi ke bulan dalam dasawarsa ini dan melakukan hal-hal lain, bukan karena misinya mudah, tetapi justru karena sulit, karena tujuan itu akan berfungsi untuk mengatur dan mengukur sampai di mana energi dan kemampuan terbaik kita, karena tantangan tersebut merupakan sesuatu yang ingin kita jalani, yang tidak ingin kita tunda, dan yang ingin kita menangkan, dan yang lainnya juga.
Retorika
Pidato Kennedy ini dianggap efektif karena menggunakan suatu retorika transenden yang memanfaatkan tiga strategi utama: "karakterisasi antariksa sebagai perbatasan yang menarik; artikulasi waktu yang menempatkan usaha keras dalam momen urgensi historis dan masuk akal; dan strategi terakhir, kumulatif yang mengajak para hadirin untuk memenuhi harapan warisan perintis mereka dengan pergi ke Bulan." Ketika berpidato kepada kerumunan massa di Universitas Rice, Kennedy menyamakan keinginan untuk menjelajahi antariksa dengan semangat kepeloporan yang telah mendominasi folklor Amerika sejak berdirinya negara Amerika Serikat.[14]
Jordan, John W. (Summer 2003). "Kennedy's Romantic Moon and Its Rhetorical Legacy for Space Exploration". Rhetoric and Public Affairs. 6 (2): 209–231. ISSN1094-8392. JSTOR41940312.
Logsdon, John M. (Spring 2011). "John F. Kennedy's Space Legacy and Its Lessons for Today". Issues in Science and Technology. 27 (3): 29–34. ISSN0748-5492. JSTOR43315485.
Young, Hugo; Silcock, Bryan; Dunn, Peter M. (1969). Journey to Tranquility. London: Jonathon Cape.