Kim atau Gim (Hangul: 김; Hanja: 金) adalah marga yang paling umum di Korea, baik di Korea Utara maupun Korea Selatan.[1][2] Hanja marga ini ditulis 金 yang bermakna "emas". Kata 金 juga dibaca 금 [kɯm] geum. Penggunaan "kim" hanya untuk nama keluarga dan tempat seperti Gimhae (김해, 金海) dan Gimpo (김포, 金浦), selebihnya, Hanja ini dibaca geum.
Klan-klan
Seperti marga-marga Korea lainnya, terdapat banyak klan Kim. Klan dalam Bahasa Korea dinamakan bon-gwan (본관, 本貫), yang di dalamnya terdiri atas individu bermarga sama.[2] Sebagian besar orang bermarga Kim berasal dari salah satu klan yang besar populasinya.[2]
Pada tahun 2000, sensus Korea Selatan mencatat bahwa terdapat 348 klan Kim.
Uiseong
Klan Uiseong (의성) adalah klan Kim yang mengakui pangeran terakhir Silla sebagai leluhur.
Kimhae
Klan Kimhae memiliki sejarah unik karena konon memiliki nenek moyang seorang putri India.[2] Berdasarkan tulisan Samguk Yusa, pada tahun 48 M, Putri Heo Hwang-ok tiba dari negeri Ayuda ke Kerajaan Gaya.[2] Ia dipinang oleh Raja Suro dan melahirkan 10 orang anak. Keturunan mereka inilah yang menjadi penguasa Geumgwan Gaya (kini ada di wilayah Kabupaten Goryeong). Negeri Ayuda yang disebut dalam babad tersebut kemungkinan besar adalah Ayodhya di India.
Tokoh terkenal dari klan Kim ini antara lain raja-raja Geumgwan Gaya dan jenderal Kim Yu-sin.
Klan ini kini merupakan kelompok Kim terbesar sekaligus marga yang paling banyak anggotanya di Korea. Sensus tahun 2000 melaporkan bahwa ada lebih dari 4 juta orang Korea yang menyandang marga Kim asal Kimhae.
Gyeongju
Klan Kim Gyeongju mengklaim memiliki nenek moyang dari wangsa Kim kerajaan Silla. Pendiri marga ini adalah Kim Alji, putra adopsi Raja Talhae di awal abad pertama Masehi. Keturunan ketujuh Kim Alji, Kim Michu, menjadi raja Silla pada tahun 262.
Pada masa kini, klan ini merupakan salah satu yang terbesar populasinya di Korea, yaitu 1,7 juta orang menurut sensus tahun 2000.
Klan lain
- Hamchang
- Andong
- Nagan
- Jeonju
Pranala luar
Referensi