Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. Anda dapat membantu untuk menyuntingnya.
Keni Kurniasari Soeriaatmadja (lahir 08 April 1979) adalah seorang pegiat seni, penari dan produser seni pertunjukan berkebangsaan Indonesia yang berdomisili di Bandung. Ia lahir sebagai anak bungsu dari pasangan Eti Sariati dan Prof H.R.E. Soeriaatmadja, guru besar Ekologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB.
Melalui Hibah Seni Inovatif Yayasan Kelola, Keni bersama rekan penari di Bengkel Tari AyubulanBandung yaitu Ratna Yulianti dan Riri Ariyanty, mendirikan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp, sebuah wadah pengembangan tari kontemporer yang terbuka bagi penari-penari muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan intensif guna meningkatkan kemampuan teknis, pemikiran kritis, dan kerangka kerja konseptual. Pada tahun 2020, Komunitas Sasikirana meluncurkan program DokumenTARI, yaitu sebuah wadah pengarsipan digital yang merekam kisah-kisah penari dengan beragam latar belakang dari berbagai pelosok Indonesia.[1]
Aktivitas menari tradisional dan pendidikan seni rupa membuat dunia seni berperan besar dalam kehidupan Keni. Ia menyadari bahwa seni berpotensi untuk membangkitkan cara berpikir kritis mengenai perkembangan sosial-budaya masyarakat Indonesia dan berkontribusi pada perkembangan kebudayaan secara luas. Maka dari itu ia banyak menghasilkan program seni dan budaya yang dilandasi tujuan pemahaman lintas budaya, terutama saat ia bekerja sebagai pengelola program (2016-2020) di NuArt Sculpture Park, sebuah galeri dan museum seni milik Nyoman Nuarta – seorang maestro patung Indonesia.
Saat mendirikan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp, ia berkenalan dengan banyak pelaku tari di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini membuka matanya akan realitas dunia seni tari di Indonesia yang perlu terus dibangun. Melalui jaringannya di berbagai forum seni, baik di Indonesia maupun di forum internasional, Keni kemudian memfokuskan diri untuk membangun kapasitas diri para seniman tari melalui program-program yang dihasilkan oleh Sasikirana agar ekosistem seni tari di Indonesia semakin berkembang dan berkelanjutan.
Pendidikan
Keni K. Soeriaatmadja menjalani pendidikan dasar dan menengah nya di Kota Bandung. Ia sempat mengikuti program pertukaran pelajar ke Selandia Baru melalui program Bina Antarbudaya pada tahun 1996-1997. Keni kemudian menyelesaikan pendidikan tingginya di Studio Keramik Program Studi Seni Rupa di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 2002, Keni menerima The Ganesha Prize Award sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama yang kemudian memberinya kesempatan untuk menjalankan sebuah program beasiswa di Belanda dari Technische Hoogeschool te Bandoeng. Keni memilih untuk mengambil modul singkat di The Amsterdam School of The Arts dalam bidang museologi. Keni menyelesaikan gelar magister Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjadjaran – Bandung pada tahun 2019.[2]
Karier
Sejak menjalani pendidikan di SMP Taruna Bakti dan SMA Negeri 2 Bandung, Keni banyak terlibat di dalam kegiatan berorganisasi terutama sebagai koordinator acara di bidang seni. Sejalan dengan ketertarikannya itu, selama menjadi mahasiswa dan setelah lulus dari FSRD ITB pun ia memilih untuk terlibat banyak di belakang layar dalam bidang manajemen seni meski tetap tampil sebagai penari dan sesekali berpameran. Salah satu proyek awal yang dijalaninya dalam bidang manajemen seni adalah “Dream Project-Under Construction” yang dikuratori oleh Asmudjo Jono Arianto, di mana ia bekerja sebagai ko-kurator bersama Agung Hujantikajenong.
Karier Keni sebagai manajer dan produser seni terasah setelah ia menjalani tugasnya sebagai pimpinan program Bengkel Tari AyubulanBandung (2009), pimpinan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp, dan manajer program di NuArt Sculpture Park. Program-program seni yang diinisiasi oleh Keni sering kali melibatkan pertemuan praktisi multidisiplin, pertukaran pengetahuan atau interaksi sosial yang dilandasi tujuan untuk terjadinya pemahaman budaya dan inklusi sosial.[3]
Sebagai pelaku ekonomi kreatif di Kota Bandung, Keni menjalani bisnis dalam bidang kuliner yaitu Bin Ukon[4] (2012-sekarang). Di awal tahun 2021 bersama beberapa rekan dan keponakannya, ia meluncurkan sebuah brand fashion yang menggunakan bahan hasil daur ulang plastik sekali pakai, yaitu BIYA_project.
^Soeriaatmadja, Keni (July 2021). DokumenTARI: From The Stories of Homeland to The Narratives of The Indonesian Dancescape. Australia: Critical Dialogue Issue 13.2. ISSN2206-9615.[1], diakses 3 Agustus 2021
^Soeriaatmadja, Keni. "Consumer Tribe dan Industri Gaya Hidup di Bandung, Indonesia". Jakarta: Jurnal Keamanan Nasional Vol 3 No. 1.
^Hirawan, Findhika & Paramithasari, Adelia (2015). Sight Unseen, Bandung’s Top Creative Products. SBM ITB Bandung: Centre of Innovative Entrepreneurship and Leadership. ISBN978-602-72342-1-5.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)