Kemasan pangan swapanas merupakan kemasan aktif dengan kemampuan memanaskan isi pangan tanpa sumber panas atau tenaga dari luar, biasanya menggunakan reaksi kimia eksotermik . Variasi dari kemasan ini adalah kemasan pangan swadingin . Paket-paket ini berguna untuk operasi militer, saat terjadi bencana alam, atau saat memasak konvensional tidak tersedia. Makanan ini sering digunakan untuk ransum lapangan militer, makanan berkemah, makanan instan, atau jenis makanan lain yang dimaksudkan untuk persiapan ketika fasilitas atau metode memasak yang tepat tidak tersedia atau kurang ideal.
Kimia
Sumber panas dari kemasan pangan swapanas adalah reaksi eksotermik yang dilakukan pengguna dengan menekan bagian bawah kemasan. Kemasan diproduksi sebagai wadah berdinding tiga. Wadah untuk minuman dikelilingi oleh wadah bahan pemanas yang dipisahkan dari wadah berisi air oleh selaput tipis yang mudah pecah. Ketika pengguna menekan bagian bawah kemasan, sebuah "batang" memecah membran, memungkinkan air dan bahan pemanas bercampur. Reaksi yang dihasilkan melepaskan panas dan menghangatkan minuman di sekitarnya.
Agen pemanas dan reaksi yang bertanggung jawab bervariasi dari produk ke produk. Kalsium oksida digunakan dalam reaksi berikut:
CaO(s)+ H 2 O(l) → Ca(OH) 2 (s)
Tembaga sulfat dan seng bubuk juga dapat digunakan, namun proses ini kurang efisien:
CuSO 4 (s) + Zn(s) → ZnSO 4 (s) + Cu(s)
Kalsium klorida anhidrat juga sering digunakan. Dalam hal ini, tidak terjadi reaksi kimia, melainkan panas larutan yang dihasilkan.
Sumber panas komersial untuk kemasan makanan yang dapat dipanaskan sendiri menggunakan reaksi eksotermik (pelepasan panas), yang memiliki beberapa formulasi umum. Ini termasuk:
Kapur tohor alias kalsium oksida, dan air. Kapur tohor, murah dan mudah didapat, umumnya diakui oleh FDA sebagai aman.[1] Produk reaksinya adalah kalsium hidroksida.
Logam magnesium bubuk halus dicampur dengan sedikit besi, dan garam meja, digerakkan dengan menambahkan air, seperti pada pemanas ransum tanpa apiMRE .
Beberapa formulasi baru menggunakan reaksi seperti Termit antara bubuk logam yang lebih reaktif seperti aluminium atau magnesium, dengan oksida logam yang kurang reaktif seperti oksida besi atau silikon dioksida [2]
Desain
Kaleng pangan swapanas memiliki dua ruang, yang satu mengelilingi yang lain. Dalam satu versi, ruang dalam menampung makanan atau minuman, dan ruang luar menampung bahan kimia yang mengalami reaksi eksotermik bila digabungkan. Saat pengguna ingin memanaskan isi kaleng, cincin pada kaleng—saat ditarik—akan memecahkan penghalang yang memisahkan bahan kimia di ruang luar dari air. Pada tipe lain, bahan kimia berada di ruang dalam dan minuman mengelilinginya di ruang luar. Untuk memanaskan isi kaleng, pengguna menekan bagian bawah kaleng untuk memecahkan penghalang yang memisahkan bahan kimia dari air. Desain ini memiliki kelebihan yaitu lebih efisien (lebih sedikit panas yang hilang ke udara sekitar) serta mengurangi pemanasan berlebih pada bagian luar produk, sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna. Dalam kedua kasus tersebut, setelah panas dari reaksi diserap oleh makanan, pengguna dapat menikmati makanan atau minuman panas.