Tidak ada seorang panglima perang yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi yang lainnya sekaligus, begitu banyak pertempuran kecil yang terjadi, mengadu domba antara satu panglima perang dengan yang lainnya.[2] Kelompok Sichuan dibagi menjadi kelompok-kelompok panglima perang yang lebih kecil, atau Zona Pertahanan, dipisahkan satu sama lain dengan batas militer, politik, dan ekonomi yang berbeda. Konflik-konflik besar jarang berkembang, berkomplot dan berselisih menjadi ciri khas panggung politik di Sichuan, dan koalisi sesaat serta kontra-koalisi bisa tiba-tiba muncul lalu kemudian menghilang dengan kecepatan yang sama.
Namun, Liu Xiang adalah panglima perang yang paling berpengaruh di Sichuan. Dia mengendalikan Chongqing dan daerah sekitarnya. Wilayah Chongqing, yang terletak di tepi sungai Yangtze, kaya karena perdagangan dengan provinsi-provinsi yang ada di hilir sungai, oleh karena itu banyak mengendalikan kegiatan ekonomi di Sichuan. Dengan kekuatan ekonomi dan posisi seperti ini, antara tahun 1930 dan 1932 Jenderal Liu Wenhui dan Liu Xiang meningkatkan pasukan mereka, mengorganisir angkatan udara kecil dan pasukan mobil lapis baja.
Pada tahun 1935 Liu Xiang menggulingkan pamannya yang sekaligus juga merupakan seorang panglima perang saingannya, Liu Wenhui, dan ia menjadi Ketua Pemerintah Provinsi Sichuan dengan dukungan Chiang Kai-shek.
Dalam urusan ekonomi, terjadi penerbitan mata uang yang sembarangan.[2]
Perang Dunia II
Dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua, Kelompok Sichuan memberikan kontribusi besar dalam perang melawan tentara Jepang. Data menunjukkan jumlah tentara yang tewas atau terluka total ada 3,26 juta personel, termasuk 2,24 juta personel dari Kelompok Sichuan. Khususnya, dari tahun 1939 hingga 1945, dari jumlah total kematian 850.000 prajurit, sebanyak 646.000 prajurit yang tewas itu berasal dari Sichuan.[3] Dalam Pertempuran Shanghai, hampir semua 170.000 tentara dari Kelompok Sichuan gugur dalam pertempuran, dengan hanya tersisa 2.000 tentara yang berhasil mundur dan kembali ke Provinsi Hubei. Sembilan jenderal Tentara Revolusi Nasional meninggal dalam Perang Dunia II, di antaranya jenderal Li Jiayu, Wang Mingzhang dan Rao Guohua adalah para Komandan dari Kelompok Sichuan.[butuh rujukan]
Patung peringatan
Pada 15 Agustus 1989, pemerintah kota Chengdu membangun patung peringatan yang baru di daerah Wannian, pinggiran kota Chengdu.