Kecelakaan bus Lam Luk Ka 2024
Pada 1 Oktober 2024, sebuah bis yang membawa rombongan pelajar dan guru mengalami kecelakaan dan kemudian terbakar saat sedang dalam perjalanan di ruas jalan Vibhavadi Rangsit Road di Khu Khot, Distrik Lam Luk Ka, Provinsi Pathum Thani, Thailand tepat diseberang Lorong Soi Phahonyothin 72[1] kecelakaan ini mengakabitkan 25 penumpang tewas, dimana 22 diantaranya adalah pelajar.[2][3] Bis membawa 44 penumpang yang terdiri atas 38 pelajar dari rentang pelajar pra-sekolah hingga sekolah menengah dan juga 6 guru. Letusan dari ban depan sebelah kanan[4] mengakibatkan pengemudi menjadi hilang kontrol dan menghantam pembatas jalan. Api kemudian menyala dari bagian bawah bis yang ditenagai oleh gas alam.[5] Dari total penumpang yang ada sebanyak 16 pelajar dan 3 guru berhasil meloloskan diri. Sisanya kemudian dikonfirmasi tewas, sementara dua anak-anak lainnya meninggal di rumah sakit.[6] [3] Latar belakangBis dengan kapasitas kursi 41 penumpang ini dimiliki oleh perusahaan penyewaan bis Chinnabut Tour (ชินบุตรทัวร์)[7][4] dan merupakan salah satu dari tiga bis yang disewa untuk melakukan perjalanan dari Wat Khao Phraya Sangkharam School (โรงเรียนวัดเขาพระยาสังฆาราม), sebuah sekolah umum di Distrik Lan Sak, Provinsi Uthai Thani untuk sebuah karya wisata menuju ke Wat Phra Si Sanphet, Provinsi Ayutthaya dan EGAT centre di Provinsi Nonthaburi. Kendaraan teregistrasi di Provinsi Saraburi, bis yang mengalami kecelakaan adalah bis kedua pada rombongan.[5][1] Jumlah penumpang bis pada saat kejadian adalah 44 orang terdiri atas 6 guru dan 38 pelajar. KecelakaanBis terbakar pada jam 12:29 UTC+07:00 ketika melakukan perjalanan pulang pada ruas jalan Vibhavadi Rangsit Road di Khu Khot, Distrik Lam Luk Ka, Provinsi Pathum Thani pada ruas antara pusat perbelanjaan Zeer Rangsit dan Thai National Memorial. Menurut laporan awal, ban depan bis meletus dan menyebabkan kendaraan menabrak pembatas jalanan sebelum terbakar, yang mana apinya muncul dari bagian bawah bis.[1][5] Pengemudi kemudian menambahkan bahwa setelah bannya meletus, dia kehilangan kendali akan bis dan menabrak sebuah mobil sebelum kemudian menabrak pembatas jalan.[8] Korban selamat menambahkan bahwa pintu bis tidak dapat dibuka saat penumpang mencoba menyelamatkan diri.[9] Pengemudi bis awalnya melarikan diri dari tempat kejadian dan polisi tidak dapat menghubunginya. Dia kemudian menyerahkan diri pada hari itu di sebuah kantor polisi di Distrik Wiset Chai Chan, Provinsi Ang Thong.[10] Menurut rekaman dari CCTV, pengemudi membuka pintu pada sisi pengemudi dan berlari untuk mencoba membuka pintu bagian tengah dan belakang bis. Namun kesemua pintu tidak dapat dibuka meskipun dia mencoba membukanya beberapa kali. Dia kemudian berlari ke bagian belakang bis yang terbakar dan seperti terekam pada sebuah video di TikTok, dia menggunakan pemadam api ringan yang diberikan warga sekitar.[11] PenyelidikanArmada bis yang terlibat kecelakaan adalah sebuah bis berkapasitas 41 tempat duduk, dengan nomor plat mobil berasal dari provinsi Saraburi, teregistrasi sebagai sebuah bis sewaan pada Februari 1970, yang membuat usia kendaraanyya adalah 54 tahun pada saat kecelakaan terjadi. Penyelidikan Polisi menyimpulkan bahwa armada bis ini sudah mengalami modifikasi berat yang ilegal, termasuk perubahan pada nomor rangka kendaraan. Awalnya dibangun dari pabrikan bis Isuzu, kemudian dibangun ulang menjadi rangka Mercedes Benz. Meski awalnya teregistrasi hanya memiliki tiga tangki gas, ditemukan bahwa bis ini memiliki total 10 tangki gas – dua di setiap roda depan; satu pada setiap roda belakang; dan empat dibawah kendaraan pada bagian tengah.[4] Operator bis bernama Chinnabut Tour mengklaim bahwa kendaraan tersebut telah lolos uji kelayakan tahunan, seperti seluruh armadanya.[4] Phrommin Kanthiya, Kepala Kantor Jaringan Pencegah Kecelakaan dibawah naungan Departemen Pengaturan Penyakit, menyatakan bahwa modifikasi ilegal pada bis yang sudah berumuh setengah abad ini sebagai penyebabnya. Dia berspekulasi bahwa kebakaran ini dikarenakan konslet yang kemudian memercikan api pada salah satu tangki gas ilegal. Ini menjelaskan kenapa pintu bis tidak dapat dibuka seperti disebutkan korban selamat.[12] Tuntutan kemudian dilayangkan oleh polisi terhadap pengemudi.[13] KorbanSebanyak 23 korban dinyatakan tewas di lokasi kejadian,[2] 20 diantaranya adalah pelajar, tiga diantaranya dari Prathom 1, dua dari Prathom 2, enam dari Prathom 3, enam dari Prathom 4, dan tiga dari Matthayom 3. Tiga korban lainnya adalah guru, satu diantaranya adalah guru magang.[2] Dua korban lainnya, keduanya anak-anak meninggal di rumah sakit beberapa saat kemudian dan menjadikan total korban tewas menjadi 25.[3] Delapan orang terluka di lokasi kejadian; dua dibawa ke Rumah Sakit Pat Rangsit, dan sisanya dirujuk ke sebuah cabang lokal dari Rumah Sakit Rajvithi[1]. AkibatSebuah pemakaman massal bagi para korban dilakukan di Lan Sak pada 3 Oktober dan dihadiri oleh para menteri pemerintah dan perwakilan dari keluarga Kerajaan Thailand. Sebuah kremasi kerajaan juga diperintahkan oleh Raja Vajiralongkorn.[14][15] ResponPerdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengutarakan bela sungkawanya dan berencana mengunjungi para korban, dan membatalkan seluruh jadwal kerjanya.[16][17] Banyak netizen Thailand kemudian berkomentar atas kecelakaan ini dan meminta agar kunjungan wisata jarak jauh bagi pelajar anak-anak dihentikan.[18] Banyak organisasi di Thailand meminta pemerintah untuk melakukan pengaturan keamanan bagi transportasi pelajar.[19] Kementerian transportasi Thailand memerintahkan semua 13,000 bis yang ditenagai oleh gas alam untuk memperbarui pengawasan keamanan dalam dua bulan pasca kecelakaan ini. Wakil menteri Surapong Piyachote juga meminta penangguhan bagi bis yang menggunakan gas alam.[20] Operatos bus yang terlibat Chittabut Tour diperintahkan untuk menghentikan seluruh operasional perusahaannya.[20] Referensi
|