Pada tanggal 15 Oktober 2022, mulai sekitar pukul 10.00 waktu setempat,[3] serangkaian insiden seperti kebakaran, ledakan, dan baku tembak terjadi di Penjara Evin di Teheran, Iran,[4] berlanjut hingga dini hari 16 Oktober 2022.[3] Setidaknya delapan narapidana meninggal[5] dan 57 lainnya terluka menurut sumber pemerintah Iran.
Latar belakang
Penjara Evin terletak di area perumahan dan komersial yang dikenal sebagai Evin, di sebelah distrik Saadat Abad. Ada area taman besar dengan kedai teh kelas atas yang populer dan restoran yang terletak tepat di sebelahnya. Memotret di depan dan di sekitar penjara adalah ilegal.[6] Penjara tersebut diketahui menahan aktivis politik, jurnalis, dan mereka yang menghadapi tuduhan terkait keamanan, serta warga negara ganda dan asing.[7][8] Penjara ini juga memiliki sejarah panjang menahan tahanan politik dan mereka yang memiliki hubungan dengan pemerintah Barat yang dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi internasional, dan telah didakwa oleh kelompok hak asasi manusia dengan menyalahgunakan narapidana.[9]
12 Oktober 2022
Mehdi Rafsanjani (putra mantan presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani), yang sedang cuti rutin Rabu hingga Jumat dari Penjara Evin, tempat dia menjalani hukuman karena korupsi keuangan, diberitahu pada Rabu 12 Oktober untuk tidak kembali ke penjara sampai Sabtu 15 Oktober.[5]
13-14 Oktober 2022
Pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2022, polisi anti huru hara menggedor-gedor pintu sel tahanan di Penjara Evin dan berteriak "Allahu akbar! (Tuhan Maha Besar!)".[5]
Kebakaran
Pada 15 Oktober, sebelum terjadinya kebakaran, para polisi anti huru hara kembali menggedor pintu sel sehingga para tahanan memukul mereka seraya berteriak "jatuhlah pemimpin Iran Khamenei". Selain itu, tembakan dan seruan "Matilah Khamenei" juga terdengar.[5]
Laporan tentang bagaimana kebakaran bisa terjadi dan peristiwa terkait bervariasi. Menurut The New York Times (NYT), ada tiga versi diantaranya "alat peledak, percobaan melarikan diri, dan penyusupan penjara dari luar". Seorang saksi yang diwawancarai oleh NYT mengatakan bahwa dia mendengar suara tembakan mulai pukul 10:00 waktu setempat.[3]
Menurut Pusat Media Kehakiman[10] dan Gubernur Jenderal Teheran Mohsen Mansouri,[11] selama perkelahian antara sejumlah tahanan di Bangsal 6 dan Bangsal 7, keduanya merupakan penjara khusus untuk hukuman keuangan dan pencurian, bengkel menjahit penjara terbakar.[10][12] Saksi mata yang diwawancarai oleh Al Jazeera English menyatakan bahwa api dimulai dengan bom molotov yang dilemparkan ke dalam penjara, diikuti oleh pasukan keamanan yang menembak dan menggunakan gas air mata.[11]
Menurut saksi yang diwawancarai oleh Reuters, perkelahian dimulai antara polisi anti huru hara dan tahanan di Bangsal 7, kemudian berlanjut ke Bangsal 8, dengan polisi anti huru hara menggunakan gas air mata dan menembakkan senjata pelet, dan para tahanan saling bahu membahu membalasnya.[5]
Kantor Berita Fars mengatakan bahwa empat "ledakan besar" terjadi setelah IRNA mengklaim bahwa api telah padam.[3] Seorang saksi NYT mengatakan bahwa dia mendengar tembakan otomatis dan ledakan "besar" sekitar pukul 21:00 waktu setempat.[3] Menurut Pusat Hak Asasi Manusia di Iran, ada "perkelahian bersenjata" di penjara Evin Sabtu malam yang berlangsung pada pukul 22:00 waktu setempat pada malam 15 Oktober.[13] Ledakan dari penjara terdengar pada dini hari tanggal 16 Oktober.[3] Jendela-jendela rumah-rumah di dekatnya hancur oleh gelombang ledakan dari ledakan yang terdengar sekitar pukul 21:00 waktu setempat, menurut seorang saksi NYT.[3]
Amirdaryoush Youhaei, seorang penduduk setempat, menyatakan bahwa "Ada sirene besar dan kemudian sebelas ledakan besar dan tembakan senapan mesin yang tidak berhenti... Rasanya seperti kita sedang menonton film perang".[3]
Keluarga tahanan di Evin dan masyarakat berkumpul di dekat penjara. Pasukan pemerintah melemparkan gas air mata ke arah mereka sebagai tanggapan. Pasukan keamanan juga memblokir Jalan Tol Yadegar-e-Emam untuk mencegah orang mendekat. Slogan anti-pemerintah dapat didengar dalam video yang diambil di sekitar penjara.[14] Slogan yang diteriakkan antara lain "Matilah diktator".[3]
Selama peristiwa malam itu, media resmi menyatakan bahwa para tahanan telah berjalan melewati ladang ranjau ketika mencoba melarikan diri.[5]
Korban
Delapan tahanan tewas, semuanya dihukum karena pelanggaran terkait perampokan, dan 61 narapidana lainnya terluka.[15]
Media yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam dan pemerintah Republik Islam melaporkan konflik dan kebakaran di penjara ini.[16] Video yang dibagikan di media sosial pada 15 Oktober menunjukkan asap mengepul dari penjara. Tembakan berulang kali serta nyanyian anti-pemerintah juga bisa terdengar di video.[7]
Referensi