Biara yang berpengaruh itu berhasil mendapatkan hak pengecualian yang memungkinkannya lolos dari yuridiksi uskup Lodève[2]. Meskipun fondasinya erat hubungannya dengan tetangganya Aniane, kedua biara tersebut mengalami konflik berulang selama berabad-abad. Saint-Sauveur de Gellone memiliki fragmen Salib Sejati yang diberikan oleh Charlemagne kepada Guilhem, yang menjadikannya tempat ziarah yang penting pada abad pertengahan. Jenazah Guilhem sendiri dihormati sebagai relikui yang berharga[3].
Dikuasai oleh umat Protestan pada tahun 1568, biara tersebut tidak mengalami kehancuran seperti keabasan Aniane, tetapi selanjutnya menjadi sedikit terpengaruh. Kongregasi Saint-Maur menguasai biara keabasan pada tahun 1644 dan memulihkan kehidupan religius di sana. Biara keabasan menurun lagi pada abad ke-XVIII dan pada tahun 1783 uskup Lodève, de Fumel, memperoleh dari Raja Louis XVI dari Prancis dan Paus Pius VI persatuan abadi biara dengan keuskupannya[4].
Keberadaannya cukup singkat. Keuskupan Lodève menghilang pada tahun 1790, pada awal Revolusi, dan pada saat yang sama biara itu dijual sebagai bien national. Klausuranya kemudian akan dibongkar dan bagian penting dari patung akan dijual pada tahun 1906 kepada George Grey Barnard, kolektor seni Amerika. Digabungkan pada tahun 1925 dengan The Cloisters (Metropolitan Museum of Art) di Kota New York[5]. Biara akan diubah menjadi gereja paroki di desa Saint-Guilhem-le-Désert.