Kawruh Hak

Kawruh Hak adalah salah satu organisasi aliran kepercayaan yang didirikan secara resmi oleh Rochmat pada tahun 1979. Tujuan Berdirinya organisasi ini adalah menghimpun anggota atau penghayat daerah setempat yang menghayati ajaran budi luhur sesuai ajaran Kawruh Hak. Organisasi ini semula bernama Paguyuban Budi Bener, yang merupakan warisan orang tua dan sesepuh Rochmat.[1]

Lambang Organisasi

Lambang organisasi Kawruh Hak memiliki empat warna dan ergambar mata serta bintang, yitu (1) hitam yang bermakna abadi, kukuh, lurus, dan kuat. (2) merah yang bermakna berani, tegas, dan epat, (3) kuning bermakna memiliki keheningan dalam kesejatian hidup, (4) putih bermakna manusia harus melakukan kesucian, kebersihan jasmani-rohani, (5) banaspati atau kata bermakna orang hidup di dunia bila telah mendapatkesempurnaan kepada Tuhan YME harus dapat menjalani mati di dalam hidup, (6) bintang berwarna hijau, bermakna kepercayaan terhadap Tuhan YME.

Perkumpulan ini berpusat di desa Ayam Alas, S. Rt IV/V, Kecamatan Ayam Alas Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Struktur organisasinya sebagai Pinisepuh Puja Utama, Ketua Rachmat Sumartojo, Sekretaris Kstiyah dan Bendahara Soenarto. Jumlah anggota mencapai 550 orang. Organisasi Kawruh Hak mempunyai cabang di Pemalang, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Ciamis.

Kegiatan rutinnya adalah ceramah kepada warna supaya warganya selalu menghormati orang tua, rela dan berkorban bagi orang lain, mendekatkan diri kepada Tuhan YME, dan giat bekerja.

Organisasi Kawruh Hak mengajarkan tentang Ketuhanan yang memberikan pemahaman tentang kedudukan Tuhan, sifat kekuasaanTuhan (mutlak dan tak terbatas), sebutan-sebutan Tuhan (Yang Mahaagung, Yang Murbeng Dumadi, Hyang Kawasa, Hyang Maha Wikan, Hyang Mahasih, Hyang Guru Sejagat).

Organisasi ini juga mengajarkan tentang kemanusiaan yang memberikan pemahaman tentang asal-usul manusia, struktur (Jasmani dan rohani), tugas dan kewajiban manusia (mempelajari, menghayati, dan meyakini besarnya hikmah yang berasal dari Tuhan, memperbaiki diri sendiri secara fisik dan mental, saling menghargai, tenggang rasa, memperhatikan sesama manusia terutama kepada orang tua, dan menghargai serta memelihara alam semesta), sifat-sifat manusia (berakal, memiliki sifat baik dan buruk), tujuan hidup (kesempurnaan hidup ), dan kehidupan manusia setelah meninggal (ada kehidupan baru setelah mengalami kematian).

Ajaran lain entang alam semesta adalah tentang alam semesta yang memberikan pemahaman tentang asal mula alam (alam dan isinya diciptakan Tuhan),kekuatan-kekuatan yang ada di alam (berasal dari Tuhan dan dialiri dengan daya yang berbeda-beda), dan manfaat alam bagi manusia.

Ajaran orgamisasi ini tergambar dalam (1) hubungan antara manusia dengan Tuhan (manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan , sehingga harus selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara sembahyang atau semadi), (2) antara manusia dengan diri sendiri (manusia harus mengutamakan darma atau kebaikan untuk mencapai hidup dan penghidupan luhur),, (3) antara manusia dengan sesama (seorang anak harus menghormati orang tua, saudara, dan sanak kerabat. Anggota organisasi ini diharuskan mempunyai pribadi yang tulus dan sopan terhadap teman perguruan serta seluruh umat manusia, harus menyesuaikan diri dan mentaati aturan sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan pemimpin Negara dan aparatnya; (4) antara manusia dengan alam (anggota diharuskan untuk menjaga dan memanfaatkan alam semesta dengan sebaik-baiknya).

Rujukan

Daftar pustaka

  • Ensiklopedi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. [Jakarta]: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2006. ISBN 9789791607117. OCLC 424338489. 
  • Prasasti, Asti, et al. (1995/1996) Hasil PenelitianOrganisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Jawa Tengah. Jakarta:Proyek Inventarisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Direktorat Binyat, Depdikbud.