SAFTA adalah perjanjian kerja sama yang mulai berlaku pada 1 Januari 2006 sebagai pengganti Pengaturan Perdagangan Preferensial SAARC yang berlaku sejak tahun 1993.[2]
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh delapan negara anggota SAARC (Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka) dengan tujuan untuk mempromosikan dan mempertahankan kerjasama perdagangan dan ekonomi di kawasan SAARC.
Tujuan Perjanjian
Beberapa tujuan dari SAFTA adalah: mempromosikan dan meningkatkan perdagangan dan kerjasama ekonomi, menghilangkan hambatan dalam perdagangan, mempromosikan kondisi persaingan yang adil di kawasan perdagangan bebas, memastikan manfaat yang adil bagi semua dan membangun kerangka kerja untuk kerjasama regional lebih lanjut untuk memperluas keuntungan bersama dari perjanjian.[3]
Instrumen yang Digunakan
Menurut teks perjanjian yang disetujui, SAFTA akan menggunakan beberapa instrumen untuk menjalankan perjanjian ini, yaitu:[4]
Program Perdagangan Bebas
Aturan asal
Pengaturan Kelembagaan
Prosedur Konsultasi dan Penyelesaian Sengketa
Tindakan Pengamanan
Instrumen lain yang mungkin disepakati.
Manfaat
Salah satu studi memperkirakan terjadinya pertumbuhan ekspor sebesar 20% diantara negara-negara yang menjadi anggota SAFTA.[5]
India dan Pakistan sebagai dua negara pengekspor utama di kawasan Asia Selatan mencatatkan pertumbuhan ekspor yang cukup besar pada tahun 2009. India mencatat nilai perdagangannya sebesar 6,901 miliar dollar AS sedangkan Pakistan mencatat 824,27 juta dollar AS.[6]
Tantangan
Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh anggota SAFTA, salah satunya adalah kesamaan produk yang dimiliki oleh negara-negara anggota. India dan Bangladesh memiliki industri tekstil yang sudah tergolong maju dengan tersedianya beberapa lembaga pendidikan yang menghasilkan SDM untuk bekerja di bidang tersebut.[6]