Katedral Mogadishu

Katedral Mogadishu
Gereja Katedral Mogadishu
bahasa Italia: Cattedrale di Mogadiscio
Katedral Mogadishu
PetaKoordinat: 2°2′8.650″N 45°20′29.810″E / 2.03573611°N 45.34161389°E / 2.03573611; 45.34161389
LokasiMogadishu
NegaraSomalia
DenominasiGereja Katolik Roma
Sejarah
Didirikan1928
Arsitektur
StatusKatedral
Status fungsionalInaktif
ArsitekAntonio Vandone
GayaNorman-Gotik
Administrasi
KeuskupanKeuskupan Mogadishu

Katedral Mogadishu (bahasa Italia: Cattedrale di Mogadiscio) adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak di Mogadishu, Somalia. Antara tahun 1928 dan 1991, katedral ini menjadi pusat kedudukan Keuskupan Mogadishu. Dibangun pada tahun 1928 oleh otoritas kolonial Italia, sebagian besar struktur Katedral Mogadishu tersebut dihancurkan pada tahun 2008 oleh kelompok militan Islam al-Shabaab. Pada tahun 2013, keuskupan mengumumkan rencana untuk merenovasi gedung tersebut.

Sejarah

Katedral Mogadishu, saat masih berdiri megah sebelum dihancurkan kelompok militan Islam, Al-Shabaab

Katedral Mogadishu dibangun pada tahun 1928 oleh otoritas Italia di bekas Somaliland Italia.[1] Dikenal sebagai Cattedrale di Mogadiscio, dibangun dengan gaya Norman Gotik, berdasarkan pada Katedral dari Cefalù, di Sisilia. Dibangun dalam waktu hampir enam tahun oleh otoritas Italia di bekas Somaliland Italia, di kawasan pusat ibu kota tidak jauh dari Istana Gubernur.

Memang benar, katedral ini dibangun sebagai yang terbesar di Afrika bagian timur atas perintah Cesare Maria De Vecchi, gubernur Somaliland Italia yang mempromosikan Kristenisasi masyarakat Somalia.[2] Dibangun antara tahun 1923 dan 1928 dan digunakan sebagai model "Katedral Cefalu" (di Sisilia utara), yang dibuat untuk memperingati penaklukan kembali Sisilia oleh umat Kristen dari Arab di abad ke-10.

Katedral ini dibuat dalam gaya Norman gaya Gotik, dirancang oleh arsitek Antonio Vandone. Fasadnya dibatasi ke samping oleh dua menara yang masing-masing tingginya 37,50 meter. Denah bangunannya adalah salib Latin; di dalamnya dibagi menjadi tiga bagian tengah yang dipisahkan oleh dermaga dengan lengkungan runcing.[3] Gereja dipercayakan kepada Consolata Missionaries, kemudian digantikan oleh Franciscans (Friars Minor).

Pada tahun 1989, menjelang pecahnya perang saudara di Somalia, Uskup terakhir Mogadishu, Salvatore Colombo, dibunuh oleh pemberontak bersenjata Islam saat merayakan Misa di katedral.[4] Pembunuhan Uskup Kolombo masih belum terpecahkan, meskipun ada seruan dari pejabat Somalia untuk penyelidikan kasus tersebut.

Situasi saat ini

Reruntuhan Katedral Mogadishu di tahun 2011 setelah dihancurkan oleh kelompok militan Islam, al-Shabaab

Setelah dihancurkan oleh kelompok militan Islam, al-Shabaab pada tahun 1991, Katedral Mogadishu tidak lagi digunakan secara rutin.[5] Pada akhir tahun 2008, sebagian besar bangunan katedral Katolik dihancurkan.[6]

Seorang koresponden BBC kemudian mengunjungi situs tersebut pada tahun 2012 dan melaporkan bahwa beberapa pengungsi internal telah membentuk tenda pemukiman di halaman katedral. Hal ini sangat kontras dengan banyaknya toko-toko baru yang dibuka di luar kota, di mana para pedagang, yang optimis terhadap stabilitas kota sejak penggulingan para pemberontak, mulai kembali mengiklankan dagangan mereka secara publik. Koresponden juga menyebutkan bahwa meskipun struktur katedral telah mengalami kerusakan parah karena atapnya hancur, dinding-dindingnya masih tegak, lengkungan-lengkungan batunya yang anggun masih terpasang, dan suasana umum tenang.[7]

Pada bulan April 2013, setelah mengunjungi situs tersebut untuk memeriksa kondisinya, keuskupan mengumumkan rencana untuk membangun kembali katedral dalam waktu dekat.[8]

Lihat juga

Referensi