Kasma Booty
Kasmah Abdullah AMN atau lebih dikenali sebagai Kasma Booty[1] (Jawi: كسم بوتي; 1932 – 1 Jun 2007) adalah seorang pemeran perempuan yang tampil dalam film-film berbahasa Melayu pada dasawarsa 1940-an sampai akhir dasawarsa 1960-an. Lahir di Kisaran, Indonesia, ia berdarah campuran Belanda dan Jawa dan berasal dari keluarga seniman. Sama seperti P. Ramlee, Kasma mengikuti audisi B. S. Rajhans dan menjadi aktris di Malay Film Productions Ltd. Kasma dulu partner P. Ramlee di Bakti, Sejoli, Juwita, dan Ragam P. Ramlee (bagian Damaq).[2][3][4] Kehidupan awalSebelum menjadi bintang film, Kasma pertama kali bekerja sebagai aktor teater tradisional aristokrat dengan grup Raiwan Asmara di Medan pada usia sepuluh tahun. Kerasnya hidup mendorong Kasma untuk mandiri dan sejak sepuluh tahun lalu, Kasma merantau ke Malaysia (saat itu Malaya) dan mendapat pekerjaan sebagai aktor aristokrat di Penang dan Singapura. Karir aktingKasma memulai karir aktingnya di usia muda karena kesulitan hidup sejak usia 14 tahun. Film pertama yang dibintanginya adalah Chempaka, disusul Pisau Berachun, Noor Asmara, Rachun Dunia, Bakti, Dewi Murni, Sejoli, Juwita, Manusia, Mahsuri, Keris Sempena Riau, Merah Selendang, Siti Payung, Matapan Ibu, Tangkap Basah, Anak Manja dan Ragam P. Ramlee. Pada tahun 1952, ia dihadapkan pada kontroversi tentang manajemen Shaw Brothers yang menyeretnya ke pengadilan. Namun demi mempertahankan prinsip dan martabatnya, ia memutuskan mundur dari membintangi film Antara Senyum dan Tangis. Pada tahun 1958, atas permintaan almarhum Tunku Abdul Rahman, Kasma berakting dalam film Mahsuri produksi Cathay Keris. Di era terakhir keterlibatannya di dunia akting, Kasma banyak berakting di film produksi Studio Merdeka di Hulu Klang. Diantaranya film Keris Sempena Riau, Selindang Merah, Ratapan Ibu (L. Krishnan), Siti Payong, Tangkap Basah, Anak Manja (Salleh Ghani) dan Ragam P. Ramlee (P. Ramlee). Di masa jayanya, ia juga dijuluki Elizabeth Taylor of Malaya dan Queen of Malay Movies karena wajahnya yang cantik. Bukan hanya parasnya yang cantik, ia juga memiliki segala aura dan kharisma yang dibutuhkan sebagai Primadona Melayu di era film-film Melayu klasik yang booming di Jalan Ampas, Singapura pada masanya. Tak heran mengapa ia juga disegani oleh sesama seniman dan seniman pada masa itu, tak terkecuali Artis Hebat, P. Ramlee sendiri. Ia mendapat 2 kali penghargaan sebagai aktris. Pada tahun 1987 ia menerima penghargaan Merak Kayangan untuk veteran film dari Festival Film Malaysia dan pada tahun 1990 ia dianugerahi Jury Award dalam Festival Film Asia-Pasifik ke-35. Namun, setelah membintangi hampir 20 film, Kasma memutuskan untuk meninggalkan dunia seni pada tahun 1992. Di usia tuanya, ia menghadapi banyak masalah kesehatan dan menghabiskan banyak waktu berkonsentrasi pada ibadahnya dan duduk bersama anak cucunya di kediamannya di Klang Gates, Hulu Klang. Kehidupan pribadiKasma merupakan teman masa kecil dari Siti Zainab binti Kimpal, aktris Indonesia, yang kemudian membintangi beberapa film bersama dengannya.[5] Ia menikah dengan Jacob Booty dan dikaruniai lima orang anak. Nama kelima anaknya diambil sesuai dengan judul film yang dibintanginya. KematianIa menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat, 1 Juni 2007, pukul 02.00 WIB di RS Ampang dalam usia 75 tahun setelah lama menderita komplikasi paru-paru berair.[6] Jenazahnya dimakamkan dengan aman di Pemakaman Kampung Klang Gates, Selangor pada hari yang sama. KontroversiArtis Kasma Booty pertama kali muncul di film Chempaka. Dengan wajahnya yang cantik dan memesona, Kasma terus digembar-gemborkan sebagai Primadona baru perfilman Melayu. Namun atas desakan suaminya Booty Jacobs, Kasma harus membatalkan kontraknya dengan Shaw Brothers saat syuting film Antara Senyum dan Tangis. Pasalnya, Kasma nyaris diperkosa oleh manajer produksi di ruang ganti. Bajunya hampir robek akibat pergumulan itu. Kasus tersebut dibawa ke pengadilan oleh suami Kasma. Tokoh Kasma dalam film Antara Senyum dan Tangis digantikan oleh Rokiah Jaafar. Kasma Booty terus menghilang dari dunia film dan memfokuskan waktunya sepenuhnya dengan kelompok aristokrat suaminya. Namun empat tahun kemudian, atas desakan Tunku Abdul Rahman, Kasma kembali ke dunia film dalam film Mahsuri yang diproduksi oleh Cathay Keris. FilmografiShaw Brothers Studios
Cathay Keris Studios
Merdeka Studios
Bacaan lanjut
Referensi
|