Kamikaze (神風code: ja is deprecated , "Angin dewa") adalah kapal pemimpin dari kelas Kamikaze yang dibangun oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sekitar tahun 1920-an. Saat dimulainya Perang Pasifik pada bulan Desember 1941, Ia ditugaskan di Distrik Jaga Ōminato. Dia tetap bertugas di perairan utara Jepang sampai pertengahan 1942, dimana ia ikut dalam Kampanye Kepulauan Aleut. Setelah itu, Kamikaze terus berpatroli di perairan utara Jepang sampai awal tahun 1945, dimana ia ditransfer ke area Singapura.
Kelas Kamikaze adalah versi perbaikan dari kelas Minekaze. Kapal jenis ini memiliki panjang keseluruhan 102,5 meter (336 ft 3 in)[1] dan 97,5 meter (319 ft 11 in) antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan. Dengan beam sepanjang 9,1 meter (29 ft 10 in), dan draft sepanjang 2,9 meter (9 ft 6 in). Kapal Kelas Kamikaze berbobot 1.422 ton metrik (1.400 ton panjang) dengan beban standar dan 1.747 ton metrik (1.719 ton panjang) pada beban penuh.[2] Kapal ini didukung oleh dua Parsons yang terhubung dengan turbin uap, masing-masing mengendalikan satu poros baling-baling, menggunakan uap yang disediakan oleh empat Kampon tabung pendidih. Turbin yang dirancang untuk menghasilkan 38.500 tenaga kuda poros (28.700 kW), yang akan mendorong kapal ini dengan kecepatan 37,3 knot (69,1 km/h; 42,9 mph). Selama percobaan laut, kapal jenis ini dengan mudah melebihi kecepatan awalnya, mencapai 38,7 hingga 39,2 knot (71,7 hingga 72,6 km/h; 44,5 hingga 45,1 mph).[3] Kapal ini dapat memuat 420 ton metrik (413 ton panjang) bahan bakar minyak yang membuat mereka dapat menempuh 3.600 mil laut (6.700 km; 4.100 mi) dengan kecepatan 14 knot (26 km/h; 16 mph). Kru kapal ini terdiri dari 148 perwira dan awak kapal.[4]
Persenjataan utama kapal kelas Kamikaze terdiri dari empat senjata Jenis 3 berkaliber 12-sentimeter (4,7 in) pada satu meriam; satu senjata didepan bagian suprastruktur kapal, salah satu berada di antara dua cerobong asap dan sepasang yang terakhir berada di atas bagian belakang suprastruktur kapal. Senjata diberi nomor '1' sampai '4' dari depan ke belakang. Kapal ini dilengkapi dengan dua set 53,3-sentimeter (21,0 in) tiga tabung torpedo diatas muka air; salah satu meriam berada di antara bagian depan suprastruktur dan Forward gun dan dua lainnya berada di antara bagian belakang cerobong asap dan superstructure belakang.[4]
Pada awal perang, Senjata No. 4 dan tabung torpedo bagian belakang dilepas dan diganti dengan empat peluncur Peledak kedalaman dan 18 Peledak kedalaman. Selain itu, 10 senjata anti-pesawat ringan kaliber 25 mm (0,98 in) Type 96 dipasang.[5] perubahan-perubahan Ini meningkatkan berat benaman kapal ini hingga 1.499 ton panjang (1.523 t). Kapal yang selamat mendapatkan peningkatan persenjataan anti-pesawat ringan hingga menjadi antara tiga belas dan dua puluh senjata 25 mm dan empat senjata mesin anti pesawat 13,2 mm (0,5 in) Jenis 93 pada bulan juni 1944. Perubahan ini mengurangi kecepatannya hingga 35 knot (65 km/h; 40 mph).[4]
Masa dinas
Saat Perang Pasifik Pecah, kapalnya berjaga di distrik penjaga Ōminato dan menjaga laut utara Jepang hingga pertengahan 1942 kala ia berpartisipasi dalam Kampanye Kepulauan Aleut. Kamikaze melanjutkan patrolnya di Laut Utara Jepang hingga awal 1945 ketika kapalnya ditransfer menuju Singapura. Satu catatan, saat Pertempuran Selat Malaya, ia menjadi bagian dari Divisi Perusak ke-1 dan cukup berjasa saat pertempuran.
Januari 1945, Kamikaze digabungkan ke Armada Gabungan di Kyūshū. 26 Januari 1945, ia menuju ke Singapura dari Moji. 14 Februari, menjadi pengawal dari kapal tempur aviasi kelas Ise yang menuju ke Jepang dari Singapura dalam Operasi Kita. 20 Februari, menyelamatkan kru kapal perusak Nokaze yang ditorpedo, dilanjutkan dengan menuju ke Singapura pada 22 Februari.
Mei 1945, Kamikaze sorti dari Singapura 2 kali sebagai pengawal kapal-kapal besar. Dimulai dari kapal penjelajah Haguro kala misi darurat transpor ke Pulau Andaman. Yang kedua saat Pertempuran antara Haguro dan Kamikaze versus perusak-perusak Royal Navy pada 16 Mei. Kamikaze hanya kehilangan 27 kru dan 14 cedera namun Haguro karam dan 320 krunya diselamatkan.
Juni 1945, Ashigara yang dikawal Kamikaze saat itu menuju Batavia. 8 Juni saat kembali, Ashigara ditorpedo dan karam, 853 kru plus 400 tentara diselamatkan sebelum kembali ke Singapura. Juga mengawal Tanker Tõhõ Maru sebulan berselang ke Indochina Prancis, sebelum karam oleh pembom USAAF B-24 Liberator dan menyelamatkan 200 kru.
Jentschura, Hansgeorg; Jung, Dieter & Mickel, Peter (1977). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. Annapolis, Maryland: United States Naval Institute. ISBN0-87021-893-X.
Watts, Anthony J. & Gordon, Brian G. (1971). The Imperial Japanese Navy. Garden City, New York: Doubleday. OCLC202878.
