Kapal patroli lepas pantai kelas Raja Haji Fisabilillah

KRI Raja Haji Fisabilillah selama upacara peluncurannya pada 18 September 2024
Tentang kelas
Nama:Kelas Raja Haji Fisabilillah
Pembangun:PT Daya Radar Utama, Bandar Lampung
Operator: Angkatan Laut Indonesia
Biaya:Rp 2.164 triliun (total kontrak untuk kedua kapal)
Dibangun:2021–sekarang
Rencana:2
Selesai:2
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal patroli lepas pantai
Berat benaman
  • 1.800 t (1.800 ton panjang) (standar)
  • 2.100 t (2.100 ton panjang) (penuh)
Panjang 98 m (321 ft 6 in)
Lebar 135 m (443 ft) (keluasan)
Tinggi 65 m (213 ft)
Sarat air 4 m (13 ft)
Pendorong 4 × mesin diesel MAN 16V28/33STC, 7.280 kW (9.760 shp)
Kecepatan 28 knot (52 km/h)
Kapal dan pesawat
yang diangkut
2 × perahu karet
Awak kapal 70 (+24 personil ekstra)
Sensor dan
sistem pemroses
Peralatan perang
elektronik dan tipuan
  • Sistem Grup Elettronica RECM
  • Umpan Terma A/S
  • Senjata
  • Direncanakan
  • 1 × Meriam OTO Melara 76 mm
  • 1 × Meriam OTO Twin 40L70 Compact
  • 2 × Meriam Escribano 20 mm
  • 2 × 4 Peluncur rudal untuk Atmaca SSM
  • Peluncur torpedo
  • Pesawat yang
    diangkut
    1 × helikopter
    Fasilitas penerbangan Dek penerbangan and hanggar

    Kelas Raja Haji Fisabilillah, juga dikenal sebagai OPV 90M, adalah sebuah kelas kapal patroli lepas pantai Indonesia. Kelas ini dibuat oleh PT Daya Radar Utama di Bandar Lampung, Lampung. TNI Angkatan Laut memesan dua kapal dari kelasnya

    Menurut TNI Angkatan Laut dan Kementerian Pertahanan, kemampuan tempur kapal-kapal tersebut setara dengan fregat ringan.[1]

    Desain dan deskripsi

    Kapal kelas ini awalnya dirancang dengan panjang 90 m (300 ft) dan lebar 135 m (443 ft) untuk kapal pertama[2] dan panjang 60 m (200 ft) untuk kapal kedua.[3] Namun, selama konstruksi keduanya didesain ulang dengan panjang 98 m (322 ft) dan lebar 135 m (443 ft).[3][1]Kapal memiliki draft 4 m (13 ft) dan tinggi 65 m (213 ft).[4] Kelas ini memiliki berat perpindahan standar 1.800 ton berat perpindahan penuh 2.100 ton.[5] Kapal-kapal tersebut akan didukung oleh empat mesin diesel MAN 16V28/33STC yang menghasilkan 7.280 kW (9.760 shp),[3] dengan kecepatan tertinggi yang direncanakan 28 knot (52 km/h), kecepatan jelajah 20 knot (37 km/h), dan kecepatan ekonomis 15 knot (28 km/h).[5] Kelas ini memiliki pelengkap 70 anggota awak dengan ketentuan untuk 24 personel tambahan.[3]

    Berdasarkan sebuah video yang diunggah oleh galangan kapal pada tahun 2019, kapal-kapal ini akan dipersenjatai dengan satu meriam OTO Melara 76 mm, satu meriam Rheinmetall Oerlikon Millennium Gun 35 mm dan dua peluncur peluru kendali laras empat yang tidak diketahui jumlahnya.[2]Pada November 2022, Pemerintah Indonesia menandatangani kontrak untuk pemasangan peluru kendaliAtmaca pada kapal-kapal tersebut.[6] Kelas ini juga mampu membawa sebuah helikopter dengan dek penerbangan dan fasilitas hanggar.[2]

    Setelah peluncuran kedua kapal, TNI Angkatan Laut mengungkapkan bahwa kedua OPV tersebut akan dipersenjatai dengan meriam 76 mm dan 40 mm buatan Leonardo, meriam Orlikon KAA 20 mm didudukan SEINEL 20 RCWS buatan Escribano, rudal Atmaca buatan Roketsan dalam dudukan peluncur rudal laras empat, dan peluncur torpedo.[1]

    Sensor dan sistem elektronik kapal yang direncanakan terdiri dari sistem manajemen tempur (CMS) HAVELSAN Advent, sistem penanggulangan elektronik radar Grup Elettronica dan umpan Terma A/S.[5][7][1]

    Kelas ini juga membawa dua perahu karet untuk keperluan kunjungan, naik, pencarian, dan penyitaan, dengan jalur peluncuran pemuatan untuk perahu terletak di buritan.[2]

    Sejarah

    Kontrak untuk kapal pertama diberikan pada 16 April 2020, dengan nilai kontrakRp 1,079,100,000,000. Kontrak untuk kapal kedua diberikan pada 30 April 2020, dengan nilai kontrak Rp 1,085,090,000,000.[8] Konstruksi kedua kapal dimulai dengan pemotongan baja pertama pada 26 August 2021 di galangan kapal PT Daya Radar Utama di Bandar Lampung, Lampung.[2][9]

    Peletakan lunas kedua kapal dilakukan pada 6 November 2022.[10] Kedua kapal mengalami penundaan selama pembangunannya, yang menuai kritik. Meskipun kapal direncanakan akan diserahkan pada tahun 2023, proses pembangunannya baru mencapai 35% hingga Maret 2023.[8][11] Penundaan tersebut mungkin disebabkan oleh revisi desain kapal yang terjadi selama pembangunannya[3]

    Kapal pemimpin dikelasnya, Raja Haji Fisabilillah, diluncurkan pada 18 September 2024.[12] Kapal kedua, Lukas Rumkorem, menyusul dua hari kemudian pada 20 September.[13] TNI Angkatan Laut berencana untuk mengoperasikan kedua kapal ke Komando Armada III di Indonesia timur.[1]

    Kapal di kelasnya

    Nama Nomor lambung Pembangun Peletakan lunas Diluncurkan Ditugaskan Status
    Raja Haji Fisabilillah[14][15] 391 PT Daya Radar Utama 16 November 2022 18 September 2024 Fitting out
    Lukas Rumkorem 392 16 November 2022 20 September 2024 Fitting out

    Liht juga

    Referensi

    1. ^ a b c d e Malufti, Fauzan (23 September 2024). "Indonesia Launches Two Domestically Built 98-metre OPV". navalnews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 September 2024. 
    2. ^ a b c d e Manaranche, Martin (27 August 2021). "Indonesian Shipyard Cuts Steel on New OPVs for TNI AL". navalnews.com. Diakses tanggal 26 August 2024. 
    3. ^ a b c d e Ardiansyah, Yulian (18 November 2022). "PT DRU Letakkan Lunas Untuk Dua OPV Baru TNI AL". globalbusinesspress.net. Diakses tanggal 26 August 2024.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "yulian" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
    4. ^ Chandra, Galuh (12 December 2023). "Dua Rudal Anti Kapal Ini Digadang-gadang Segera Dipasangkan di OPV 90M Indonesia yang Sedang Dibangun". zonajakarta.com. Diakses tanggal 18 September 2024. 
    5. ^ a b c "Havelsan teams up with Thales on Indonesia's 90 m OPV programme". Janes.com (dalam bahasa Inggris). 16 November 2021. Diakses tanggal 18 September 2024.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "janes" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
    6. ^ "Disaksikan Menhan Prabowo di Indo Defence 2022, RI dan Turki Teken Sejumlah Kontrak Kerja Sama". KemHan.go.id. 7 November 2022. Diakses tanggal 18 September 2024. 
    7. ^ "Elettronica to provide its Naval Radar Electronic Counter-Measures system to Indonesia". elettronicagroup.com (dalam bahasa Inggris). 11 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2023. Diakses tanggal 18 September 2024. 
    8. ^ a b "Kinerja Kemenhan Jadi Sorotan, KPK Diminta Awasi Proyek Kapal OPV, Nilai Proyek 2 Triliun". merdekanews.co. 11 April 2023. Diakses tanggal 26 August 2024.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "merdekanews" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
    9. ^ "Kemhan Pesan Kapal OPV dan OPV 90 Meter Buatan Dalam Negeri". kemhan.go.id. 26 August 2021. Diakses tanggal 26 August 2024. 
    10. ^ "Brigif 4 Marinir/BS Menghadiri Acara Keel Laying Kapal Offshore Patrol Vessel (OPV)". mediafaktanews.com. 17 November 2022. Diakses tanggal 26 August 2024. 
    11. ^ Rusdiyono (13 April 2023). "Dua Petinggi Perusahaan Pembuatan Kapal OPV Masih Bungkam Soal Progres Proyek Milik Kementerian Pertahanan". infoindonesia.id. Diakses tanggal 18 September 2024. 
    12. ^ "Staf Ahli Menhan Bidang Politik Pimpin Upacara Peluncuran Kapal OPV 90M". kabarpolitik.com. 18 September 2024. Diakses tanggal 18 September 2024. 
    13. ^ Susanti, Anita (20 September 2024). "TNI AL KEMBALI DIPERKUAT DUA KAPAL OPV 90M & OPV BUATAN INDUSTRI DALAM NEGERI". pesonalampungnews.com. Diakses tanggal 20 September 2024. 
    14. ^ Sawiyya, Rangga Baswara (18 September 2024). "PT Daya Radar Utama serahkan OPV 90M pertama dari dua yang dipesan Kemhan RI untuk TNI AL". airspace-review.com. Diakses tanggal 19 September 2024. 
    15. ^ Pamungkas, Bayu (18 September 2024). "PT DRU Luncurkan OPV 90M "KRI Raja Haji Fisabilillah 391", Bakal Dibekali Rudal Anti Kapal Atmaca dan CMS Advent". indomiliter.com. Diakses tanggal 19 September 2024.