KRI Tenggiri (865)

KRI Tenggiri (865) adalah salah satu unit kapal perang Republik Indonesia milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Sebelumnya KRI Tenggiri merupakan bagian unit kapal pengawasan laut kelas serang milik Royal Australian Navy (RAN) bernama HMAS atau MV Ardent (P87). Kapal ini didesain dan diproduksi oleh Evans Deakin and Company pada tanggal 6 Oktober 1967 di Brisbane, Queensland, Australia. Peluncuran pertama kali kapal ini diadakan pada tanggal 27 April 1968, sedangkan penugasan resminya dilakukan pada tanggal 26 Oktober 1968. HMAS Ardent dipensiunkan pada tanggal 6 Januari 1994. Pada tahun 2002, TNI AL membeli kapal ini dan menggantinya dengan nama Kapal Republik Indonesia (KRI) Tenggiri dengan nomor kode operasi 865. KRI Tenggiri (865) bertugas secara resmi pada tanggal 2 Januari 2003.[1] KRI Tenggiri merupakan kapal yang berada dalam jajaran kapal Komando Armada I yang digunakan untuk memberantas segala kegiatan ilegal serta untuk menegakkan hukum di lautan milik negara Indonesia.[2] KRI Tenggiri (865) dikomandani oleh Mayor Laut (P) Antoni Tigor Siahaan, S.E.[3] KRI Tenggiri (865) berada di bawah armada dari Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta Koarmada I yang dipimpin oleh Laksamana Muda (Laksda) Yudo Margono.[1]

Desain dan Persenjataan

KRI Tenggiri (865) mempunyai berbobot 100 ton pada kondisi beban normal, sedanngkan pada kondisi beban penuh beratnya dapat mencapai146 ton. Secara umum, panjang kapal mencapai 107,6 kaki (32,8 meter). Lebar kapal mencapai 20 kaki (6,1 meter). Pada kondisi beban standar, kapal ini berdaya muat 6,4 kaki (2 meter), sedangkan pada kondisi beban penuh dapat berdaya muat 7,3 kaki (2,2 meter). Pada mulanya, KRI Tenggiri (865) mempunyai mesin propulsi yang terdiri atas 2 mesin diesel dengan 16-silinder bertipe Paxman YJCM. Mesin ini mampu memberi suplai daya sebesar 3,460 tenaga kuda (2.580 kiloWatt) ke baling-baling kapal. Dengan mesin tersebut, kapal dapat mencapai kecepatan tertinggi sebesar 24 knot (44 kilometer/jam; 28 mph) dan memiliki jangkauan 1.200 nautical mile (2.200 kilometer; 1.400 mil) pada 13 knot (24 kilometer/jam; 15 mph). Pada tanggal 27 Januari 2016, mesin kemudian diganti dengan Main Engine merek MTU Tipe 8 V 400 M 70 oleh Dinas Material Angkatan Laut dalam program penguatan daya. Mesin ini sama dengan mesin Main Engine Attack Class sehingga mampu melaju dengan kecepatan 16 Knot dengan jumlah angkutan 25 personel. Hal ini dianggap ekonomis bagi pembiayaan kapal. Senjata utama KRI Tenggiri berupa senapan Bofors 40 milimeter yang dilengkapi dengan 2 senapan mesin M2 Browning kaliber 50 mm. Selain itu terdapat berbagai macam senjata kecil. KRI Tenggiri memiliki keunggulan tempur dalam bidang keamanan laut, peperangan dengan kapal yang tidak mampu berlayar di permukaan terbatas dan peperangan dengan kapal serang udara di permukaan laut terbatas.[1]

Misi

Sejak beroperasi, KRI Tenggiri (865) telah terlibat dalam beberapa misi di antaranya adalah:

  1. Membantu penemuan bangkai pesawat Nomad yang hilang di perairan Pulau Mapur, Kepulauan Riau (20 Juni 2007)[1]
  2. Membantu pengevakuasian korban pesawat M-28 Sky Truck milik Polisi Republik Indonesiadi Perairan Kentar, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, (3 Desember 2016)[1]
  3. Menangkap kapal penambang pasir timah ilegal di Perairan Sungai Liat sebelah Timur Laut Bangka (31 Januari 2018)[1]
  4. Menangkap kapal TB. Sevent dan kapal Tongkang KKP 03 di laut lepas Selat Bangka, Bangka Belitung (13 Februari 2018)[1]
  5. Menemukan serpihan pesawat dan barang penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang (29 Oktober 2018)[4]
  6. Menangkap kapal TB. Trans Power 206 dan TK. God Trans 3302 yang tidak layak melaut di Perairan Tanjun Priuk, Jakarta (9 Januari 2019)[5]
  7. Menangkap Kapal Muat Solar Inka 868 yang beroperasi ilegal di Perairan Pulau Panjang Banten (12 Februari 2019)[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Muhtarudin, Deni (3 November 2018). "KRI Tenggiri-865, Si 'Tua' yang Bantu Pencarian Pesawat Lion Air JT-610". akurat.co. Diakses tanggal 10 Januari 2020. 
  2. ^ tni.mil.id (11 Januari 2019). "KRI Tenggiri-865 Tangkap Kapal Tidak Laik Melaut Di Perairan Tanjung Priuk". tni.mil.id. Diakses tanggal 10 Januari 2020. 
  3. ^ a b Dispenarmabar (12 Februari 2019). "KRI Tenggiri-865 Koarmada I Tangkap Kapal Muat Solar Tanpa Dokumen di Perairan Pulau Panjang Banten". koarmada1.tnial.mil.id/. Diakses tanggal 10 Januari 2020. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Mannopo, Ferdinand (29 Oktober 2018). "KRI Tenggiri-865 Temukan Serpihan pesawat Lion Air dan Sejumlah Barang Milik Penumpang". jurnalpatrolinews.co.id/. Diakses tanggal 10 Januari 2020. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ tni.mil.id (11 Januari 2019). "KRI Tenggiri-865 Tangkap Kapal Tidak Laik Melaut Di Perairan Tanjung Priuk". tni.mil.id. Diakses tanggal 10 Januari 2020. 

Bacaan lanjutan

  • Blackman, Raymond, ed. (1968). Jane's Fighting Ships, 1968–69 (edisi ke-71st). London: Jane's Publishing Company. OCLC 123786869. 
  • Gillett, Ross (1988). Australian and New Zealand Warships since 1946. Brookvale, NSW: Child & Associates. ISBN 0-86777-219-0. OCLC 23470364. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41