Morgenavisen Jyllands-Posten (disingkat Jyllands-Posten, secara harfiah berarti "Jutlandia Pos" mirip misalkan "Jawa Pos") adalah surat kabar harian terbesar di Denmark. Pusat redaksinya berada di Viby J, sebuah kawasan di kota Aarhus, memiliki oplah sekitar 150.000 lembar pada hari kerja [1]Diarsipkan 2006-02-09 di Wayback Machine.. Sejak tahun 2003, surat kabar tersebut diterbitkan oleh JP/Politikens Hus setelah merger dengan Politikens Hus, meski Jyllands-Posten dan Politiken masing-masing adalah dua harian yang berbeda.
Sebagaimana disebutkan oleh Jyllands-Posten Foundation sejak tahun 1971, Jyllands-Posten adalah harian independen yang liberal (dalam konteks kata, bukan dalam konteks Amerika kontemporer). Hingga tahun 1983, harian tersebut secara resmi mendukung Partai Konservatif, kemudian menyatakan sebagai harian independen sayap kanan (bahasa Denmark: borgerlig). [2]Diarsipkan 2006-02-13 di Wayback Machine..
Tahun 2004, surat kabar ini merupakan harian dengan oplah terbesar di Denmark dengan sirkulasi 158.000, dibanding dengan rivalnya Politiken (134.000) dan Berlingske Tidende (129.000) [3].
Jyllands-Posten memainkan peran penting dalam pemilu 2001 membawa partai sayap kanan Venstre dan pemimpinnya Anders Rasmussen ke puncak kekuasaan. Beberapa wartawan yang meliput politik parlemen dan pemerintahan kemudian dipekerjakan sebagai spin doctors dalam pemerintahannya. PemilU 2001 terutama berfokus pada masalah imigrasi. Rasmussen berhasil meyakinkan publik yang mana ia bisa tighten yang katanya pemerintahan legislasi "reunifikasi keluarga" liberal Sosial Demokratik liberal (PM Poul Nyrup Rasmussen. Jyllands-Posten berperan dalam kampanye ini dengan artikel dan editorial yang mendukung opini Anders Fogh Rasmussen.
Harian ini mendapat perhatian internasional luar biasa setelah publikasi 12 karikatur Nabi Muhammad pada bulan September 2005, yang berakibat terjadinya kisis diplomatik antara Denmark dengan sejumlah negara dengan penduduk mayoritas Islam.
Harian ini dituduh menyalahgunakan kebebasan berpendapat oleh kelompok Muslim, maupun sejumlah kelompok progresif Denmark, serta mengakibatkan kontroversi yang berdampak penarikan duta besar Denmark di Libya, Arab Saudi, dan Suriah, maupun boikot atas produk-produk Denmark di beberapa negeri Islam.
Harian tersebut telah meminta maaf karena melecehkan umat Islam, namun tetap memiliki hak mencetak karikatur (dan apapun sejenisnya), yang mengatakan bahwa fundamentalisme Islam tak dapat mendikte mengenai apa yang hendak diijinkan untuk dicetak oleh surat kabar Denmark. Redaksi koran tersebut juga telah mengalami beberapa ancaman peledakan bom.
Dalam menyikapi kontroversi, Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen menyatakan:
"Saya mempunyai pesan yang sangat penting bagi Anda [para demonstran]: rakyat Denmark telah mempertahankan kebebasan mengungkapkan pendapat dan kebebasan beragama selama banyak generasi. Kami sangat menghormati semua agama termasuk Islam dan penting bagi saya untuk mengatakan kepada Anda bahwa rakyat Denmark tidak berniat untuk membuat orang-orang Muslim tersinggung.
Sebaliknya kami akan berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan tradisi historis kami untuk berdialog dan saling menghargai. Dan karena itu saya sangat menyesal bahwa banyak orang Muslim yang menganggap gambar-gambar dalam surat kabar Denmark sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad."