Judd mat Gaardebounen adalah hidangan berbahan dasar daging babi dan kacang fava. Hidangan ini sering dikaitkan dengan desa Gostingen di mana penduduknya mendapat julukan Bounepatscherten karena kacang fava mereka yang terkenal.[1]
Persiapan
Setelah direndam dalam air semalaman, daging babi yang diawetkan selanjutnya direbus dan disaring, kemudian dipanaskan dalam air dengan daun bawang, wortel, seledri, dan cengkeh selama dua jam. Kacangnya direbus dalam air selama lima menit dan bawang bombay cincang, bakon dadu, dan tepung ditumis. Kaldunya diaduk dan sausnya dibiarkan mendidih selama 20 menit. Kacang rebusnya dicampur ke dalam saus dengan savory yang telah digiling halus, merica, dan garam. Daging babi yang sudah siap dikeluarkan dari kaldu, diiris, dan disajikan di atas piring besar dengan kacang dan dapat disajikan dengan kentang rebus, anggur, maupun bir.[2][3]
Etimologi
Walaupun asal mula istilah judd tidak jelas, namun Jean-Claude Muller, seorang ahli bahasa dan anggota Grand-Ducal Institute, berspekulasi bahwa kata tersebut berasal dari kata judía (Bahasa Spanyol) yang berarti "kacang". Beliau juga menjelaskan bahwa di wilayah Galisia terdapat sebuah hidangan berbahan dasar daging babi dengan nama yang mirip. Spekulasi lain dari beliau adalah bahwa hidangan tersebut dibawakan oleh para tentara Spanyol pada abad ke-16 atau 17. Jika memang demikian, arti "Judd mat Gaardebounen" adalah "kacang dengan kacang".[4] Ada pula yang berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari judío (Orang Yahudi) sebab warna kacang mengingatkan beberapa orang akan warna kulit orang Yahudi Spanyol.[5]