José Agostinho Sequeira, lebih dikenal dengan nama Somotxo Matar Mimiraka (lahir 7 Juni 1959) adalah Menteri Pertahanan, Kabinet Pemerintah Konstitusional Ketujuh yang menjabat sejak 15 September 2017 hingga 22 Juni 2018.[1][2][3]
Karier
Sequeira bersekolah selama dua belas tahun.[3] Selama perjuangan pembebasan melawan Indonesia ia adalah staf Kepala Gabungan FALINTIL dan Sekretaris Region IV.[4]
Pada 7 Desember 2005, Sequeira adalah direktur pertama Archive & Museum of Timorese Resistance (AMRT).[5] Sejak Agustus 2002, ia bekerja di Lisbon bersama dengan Fundação Mário Soares (FMS), untuk membangun arsip.[6] Sekembalinya pada Mei 2006, ia terus mengerjakan pengumpulan dokumen sebelum ia dilantik pada 21 Juli 2006 sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Dia memegang kantor sampai 8 Agustus 2007.[7][8][9] Setelah itu, Sequeira Presiden Yayasan veteran FALINTIL (Fundação dos Veteranos das Falintil FVF).[4]
Dalam Pemilihan umum Parlemen Timor Leste 2017, Sequeira terpilih ke tempat ke-11 FRETILIN di parlemen nasional sebagai wakil. Pada 15 September 2017, ia dilantik sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan di Pemerintah Konstitusional Ketujuh,[11] itulah sebabnya ia harus menyerahkan kursi parlementernya secara konstitusional. Sebagai Menteri Pertahanan, Sequeira juga merupakan anggota Dewan Keamanan Nasional.[3] Karena pemerintah minoritas FRETILIN dan Partai Demokrat tidak dapat menang di parlemen, itu menyebabkan Presiden Timor LesteFrancisco Guterres dan menyerukan pemilihan baru. Pada pemilihan awal pada 12 Mei 2018, Sequeira berhasil kembali masuk parlemen di urutan ke-20 dalam daftar FRETILIN.[12] Ia menjadi anggota Komisi Parlemen untuk Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan (Komisi B).[3] Masa jabatan Sequeira sebagai Menteri diakhiri dengan pelantikan Pemerintah VIII Timor Timur pada 22 Juni 2018.
Dengan restrukturisasi komisi parlemen pada 16 Juni 2020, ia menjadi Presiden Komisi B.[13]
Pada September 2022, Sequeira mencalonkan diri sebagai calon presiden partai namun gagal di kongres partai dan juga terpaksa mengundurkan diri dari Komite Sentral partai.[14]