Jeong In-bo adalah seorang sejarawan dan tokoh pejuang kemerdekaan Korea pada masa penjajahan Jepang. Ia dikenal akan upayanya dalam menulis tentang sejarah Korea sebagai motivasi bagi rakyat Korea pada masa-masa tekanan Jepang.
Lahir di Seoul tahun 1893, ia adalah keturunan bangsawan. Kakeknya adalah Jeong Won-yeong, seorang perdana menteri pada pemerintahan Raja Cheoljong(1849-1863). Dari kecil, Jeong telah mencintai tulis menulis dan membaca. Pada usia 13 tahun, ia telah dapat menyusun sijo.
Ketika Jepang menganeksasi Korea pada tahun 1910, Jeong pergi ke Tiongkok untuk menuntut ilmu di sana. Jeong membantu mendirikan Asosiasi Tongjesa di Shanghai untuk memberi pendidikan bagi rakyat Korea di luar negari dan menginspirasikan nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Ia dikenal dekat dengan tokoh sejarawan Sin Chae-ho dan Sin Gyu-sik. Tongjesa beraliansi dengan Kuomintang membentuk Sin Tongjesa ("Mutual Assistance Society"). Pada saat yang sama Jeong dan tokoh sejarawan lain mendirikan Akademi Paktal untuk memberi pendidikan bagi pemuda Korea di Tiongkok.
Pada tahun 1918, ia kembali ke Korea dan bergabung dengan pejuang kemerdekaan. Ia melanjutkan usaha perjuangan lewat penyebaran pendidikan sejarah lewat tulisan-tulisan. Ia menjadi profesor sejarah oriental dan Korea di Universitas Yonhui (nanti menjadi Universitas Yonsei). Ia juga mengajar di Universitas Ewha. Pada saat yang sama, ia menjadi komite editorial Donga Ilbo. Pada tahun 1931, ia menerbitkan seri artikel "Semangat Korea lima ribu tahun" yang lalu dibukukan menjadi "Studi tentang sejarah Korea". Buku-bukunya menimbulkan kemarahan penjajah. Terancam oleh jepang, Jeong pindah ke Iksan di Jeolla dan berada di sana sampai berakhirnya Perang Dunia ke-II. Ia kembali ke Seoul pada tahun 1946 dan terus meneliti tentang sejarah. Pada saat Perang Korea meletus, Jeong diduga diculik oleh Korea Utara dan sejak saat itu informasi tentang dirinya tidak terdengar lagi.