Jehan Sadat
Jehan Sadat (bahasa Arab: جيهان السادات Jihān as-Sadāt,[2] [ʒeˈhæn es.sæˈdæːt]; nama lahir: Safwat Raouf; 29 Agustus 1933 – 9 Juli 2021)[3] adalah seorang aktivis hak asasi manusia, istri dari Anwar Sadat, dan Ibu Negara Mesir dari tahun 1970 sampai suaminya meninggal dibunuh pada tahun 1981. Sebagai ibu negara Mesir, ia sangat memengaruhi reformasi undang-undang hak-hak sipil negara itu. Undang-undang yang disebut sebagai "Undang-Undang Jihan", telah memberikan berbagai hak-hak baru bagi perempuan di Mesir, seperti hak untuk menghidupi anak dan hak asuh jika terjadi perceraian. Tahun-tahun awalJehan Sadat, juga dieja Jihan, lahir dengan nama Jehan Safwat Raouf (bahasa Arab: جيهان صفوت رؤوف Jīhān Ṣafwat Raʼūf [ʒeˈhæːn ˈsˤɑfwɑt ɾɑˈʔuːf]) di Kairo, Mesir, sebagai anak perempuan pertama dan anak ketiga dari keluarga kelas menengah atas. Ayahnya, Safwat Raouf, merupakan seorang ahli bedah, sementara ibunya, Gladys Cotterill, seorang guru musik bahasa Inggris. Ibunya adalah putri dari Charles Henry Cotterill, seorang inspektur polisi Kota Sheffield. Jehan dibesarkan sebagai seorang Muslim, sesuai dengan keinginan ayahnya, tetapi juga bersekolah di sekolah menengah Kristen untuk anak perempuan di Kairo. Sebagai seorang siswi, ia tertarik dengan Anwar Sadat yang dianggapnya sebagai pahlawan lokal, melalui pemberitaan di media tentang petualangan Anwar, di samping keberanian, kesetiaan, dan tekadnya dalam melawan pendudukan Inggris di Mesir. Ia mendengar banyak cerita tentang Anwar dari sepupunya, di mana suami sepupunya tersebut adalah rekan Anwar semasa perjuangan dan ketika di penjara. Pada pesta ulang tahun Jehan yang ke-15, ia pertama kali bertemu dengan calon suaminya Anwar Sadat, tak lama setelah dibebaskan dari penjara,[4] di mana ketika itu Anwar telah dua setengah tahun berkecimpung dalam kegiatan politik. Pasangan itu akhirnya menikah pada 29 Mei 1949, setelah beberapa keraguan, dan keberatan dari orang tuanya terhadap putri mereka yang menikahi seorang revolusioner pengangguran. Saat menikah, Anwar berusia 30 tahun, sementara Jehan berusia 15 tahun.Anwar Sadat kemudian menjadi bagian dari anggota inti Gerakan Perwira Bebas yang memimpin Revolusi Mesir tahun 1952, yang menggulingkan monarki Mesir dan Sudan. Pasangan itu memiliki tiga putri, Noha, Jihan, Lobna, dan seorang putra, Gamal. Sebagai Ibu NegaraJehan menjadi Ibu Negara Mesir pada tahun 1970, dan menggunakan platformnya untuk menyentuh kehidupan jutaan orang di negaranya, menjadi panutan bagi wanita di mana pun. Ia membantu mengubah pandangan dunia tentang wanita Arab selama tahun 1970-an, saat melakukan pekerjaan sukarela, dan berpartisipasi dalam layanan nonpemerintah untuk mereka yang kurang beruntung.[butuh rujukan] Pelayanan nonpemerintahSadat memainkan peran kunci dalam mereformasi hukum hak-hak sipil Mesir selama akhir 1970-an. Sebuah undang-undang yang sering disebut "Undang-Undang Jehan", diajukan olehnya untuk memberi wanita berbagai hak-hak baru, termasuk alimentasi dan hak asuh anak jika terjadi perceraian. Setelah mengunjungi tentara yang terluka di front Suez selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, ia mendirikan Pusat Rehabilitasi al Wafa' Wa Amal, yang menawarkan layanan medis dan rehabilitasi veteran perang serta pelatihan kejuruan. Pusat rehabilitasi ini didukung oleh sumbangan dari seluruh dunia dan sekarang melayani anak-anak tunanetra dan memiliki grup musik dan paduan suara yang terkenal di seluruh dunia. Ia juga memainkan peran penting dalam pembentukan Talla Society, sebuah koperasi di wilayah Delta Nil yang membantu perempuan lokal agar menjadi mandiri, Masyarakat Mesir untuk Pasien Kanker, Bank Darah Mesir, dan SOS Children's Villages di Mesir, sebuah organisasi yang menyediakan panti asuhan baru di lingkungan keluarga. Ia memimpin delegasi Mesir pada Konferensi Perempuan Internasional PBB di Kota Meksiko dan Kopenhagen. Ia mendirikan Liga Wanita Arab-Afrika. Sebagai seorang aktivis, ia menjadi tuan rumah dan berpartisipasi dalam berbagai konferensi di seluruh dunia tentang isu-isu perempuan, kesejahteraan anak-anak, dan perdamaian di Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Utara dan Selatan. Pada 6 Oktober 1981, suaminya dibunuh oleh anggota Jihad Islam Mesir pada acara parade kemenangan tahunan yang diadakan di Kairo untuk merayakan Operasi Badr. Hal tersebut mengakhiri masa kepresidenan suaminya dan masa jabatannya sebagai Ibu Negara, yang telah berlangsung selama hampir 11 tahun. PendidikanJehan memperoleh gelar BA dalam Sastra Arab dari Universitas Kairo pada tahun 1977. Ia kemudian mendapatkan gelar MA di bidang Sastra Bandingan pada tahun 1980, dan PhD juga dalam Sastra Bandingan pada tahun 1986, keduanya ia raih di universitas yang sama. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Jehan menjadi guru di Pusat Seni dan Pertunjukan Kairo. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Jehan Al Sadat.
|