Istana Pemerintah (bahasa Mongol: Засгийн газрын ордон, Zasgiin gazryn ordon), juga dikenal sebagai Istana Negara, terletak di sisi utara Lapangan Sükhbaatar (juga dikenal sebagai Lapangan Chinggis pada tahun 2013 hingga 2016) di Ulaanbaatar, ibukota Mongolia. Di dalamnya terdapat berbagai lembaga negara seperti Khural Agung Negara dan kantor-kantor anggota parlemen, serta kantor Presiden dan Perdana Menteri. Penduduk kota Ulaanbaatar kadang-kadang menyebutnya "Saaral Ordon" atau "Istana Kelabu" dalam bahasa Mongolia, karena warna bagian luarnya yang dulu, meskipun sejak 2007 istana ini dicat putih.
Sejarah
Lahan Istana Pemerintah dan Lapangan Sükhbaatar saat ini dahulu merupakan tempat berdirinya Ikh Khüree, sebuah kompleks kuil-istana ibukota hingga awal abad ke-20. Kompleks ini telah berdiri sejak tahun 1639 tetapi berpindah-pindah ke berbagai tempat hampir tiga puluh kali hingga akhirnya menetap secara permanen pada tahun 1855. Kompleks ini terdiri mempunyai pendidikan biara Buddhisme tingkat tinggi, termasuk sepuluh sekolah biarawan, bebrapa kuil, 15.000 lama yang menempati tiga puluh distrik, perbendaharaan melimpah, hingga menyediakan perayaan keagamaan yang spektakuler.[1]
Secara khusus, Ikh Khüree terbagi menjadi empat "biara", dan Istana Pemerintahan merupakan tempat berdirinya Züün Khüree (Biara Timur). Biara tersebut mempunyai lahan terbuka yang luas (menjadi alun-alun utama) tempat tinggal bangsawan dan pendeta serta pasar Baruun Damnuurchin. Di sini, gulat tradisional dan tarian Tsam dipentaskan di hadapan para bangsawan dan pendeta Mongolia. Kemudian, tanah itu menjadi tempat pembuangan sampah yang akan dibawa Bogd Khan dalam prosesi kerajaannya ke kediamannya di Istana Kuning.[2]
Setelah Revolusi Mongolia Luar tahun 1921, lahan tersebut dibersihkan, kemudian pada tahun 1926 Teater Kubah Hijau dibangun di atasnya. Ikh Khüree dihancurkan seluruhnya oleh rezim komunis pada tahun 1930-an sebagai bagian dari kebijakan ateisme. Namun, beberapa bangunan tua masih bertahan hingga saat ini. Teater Kubah Hijau terbakar habis secara tiba-tiba pada tahun 1949. Pada tahun 1946 pembangunan Lapangan Sükhbaatar dimulai dengan patung pemimpin revolusioner Damdiny Sükhbaatar. Pemimpin tertinggi Mongolia Marsekal Choibalsan berpartisipasi di lapangan dengan menggali penanda di tempat yang dipilih untuk patung Sukhbaatar.
Bagian selatan Istana yang menghadap Lapangan Sükhbaatar sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) renovasi 2005
Setelah Teater Kubah Hijau hancur, Choibalsan memerintahkan pembangunan Istana Pemerintah di atasnya pada tahun 1951.[3] Setelah kematian Choibalsan pada tahun 1952, para pemimpin partai sepakat untuk membangun sebuah makam yang mirip dengan makam Vladimir Lenin di Moskow di sisi selatan (bagian depan) Istana untuk menyemayamkan jasad Sükhbaatar dan Choibalsan. Selesai dibangun pada tahun 1954, Mausoleum Sükhbaatar berfungsi sebagai panggung kehormatan bagi para pemimpin partai dan pejabat tinggi pemerintah selama parade hari nasional dan hari buruh (1 Mei) setiap tahun hingga Revolusi Demokratik tahun 1990.[4] Istana ini direnovasi besar-besaran pada tahun 2005 dengan menghilangkan mausoleum yang digantikan dengan patung besar Genghis Khan serta menambahkan patung tokoh-tokoh sejarah Mongolia seperti Ögedei Khan, Kubilai Khan, Muqali dan Bo'orchu. Semuanya diresmikan pada musim panas tahun 2006, bertepatan dengan peringatan 800 tahun berdirinya Kekaisaran Mongol dan Genghis Khan.[5]