Istana Kampong Glam

Istana Kampong Glam
Istana Kampong Glam, yang ditempati oleh Taman Warisan Melayu
Istana Kampong Glam di Singapura
Istana Kampong Glam
Location within Singapura
Informasi umum
JenisIstana
Gaya arsitekturPalladian
LokasiKampong Glam, Singapura
Alamat85 Sultan Gate, Singapura 198501
Penyewa sekarangTaman Warisan Melayu
PemilikPemerintah Singapura
Data teknis
Jumlah lantai2
Desain dan konstruksi
ArsitekDiyakini George Drumgoole Coleman
Ditetapkan6 Agustus 2015
Istana Kampong Glam tepat sebelum pemugaran pada Agustus 2001

Istana Kampong Glam (Jawi: ايستان كامڤوڠ ڬلم), juga Istana Kampong Gelam, adalah sebuah bekas istana Melayu di Singapura. Istana ini terletak dekat Masjid Sultan di Kampong Glam. Istana ini dan kompleksnya dipugar menjadi Taman Warisan Melayu pada tahun 2004. Istana ini dikukuhkan sebagai monumen nasional pada malam Yubileum Emas Singapura, pada 6 Agustus 2015.[1]

Sejarah

Masa-masa awal

Istana Kampong Glam aslinya dibangun oleh Sultan Hussein Shah dari Johor pada tahun 1819 di atas lahan sekitar 23 hektare (57 acre) di Kampong Glam yang telah diberikan kepadanya oleh Perusahaan Hindia Timur Britania.[2] Diyakini merupakan sebuah bangunan kayu di kawasan di sebelah timur Beach Road. Ketika selesai dibangun, istana ini menempati area dua kali ukuran kompleks saat ini, yang berkurang pada tahun 1824 untuk pembangunan North Bridge Road. Sultan tinggal di sana sampai tak lama sebelum kematiannya di Malaka pada tahun 1835.[2]

Pembangunan kembali

Bangunan beton yang ada saat ini diperintahkan pembangunannya oleh putra sulung Sultan Hussein, Sultan Ali Iskandar Shah dari Kerajaan Johor-RiauLingga pada tahun 1835. Istana baru dibangun di atas lokasi bangunan asli antara tahun 1836 dan 1843. Istana dua lantai yang baru ini diyakini telah dirancang oleh arsitek kolonial George Drumgoole Coleman karena beberapa ciri khas arsitekturnya mirip dengan bangunan lain yang dirancang Coleman, meskipun tidak ada bukti pasti bahwa istana baru ini dirancang olehnya.[3] Desainnya merupakan kombinasi dari gaya Palladian, yang saat itu populer di Inggris, dengan motif tradisional Melayu.[4] Kompleks Istana yang luas dikelilingi oleh tembok pembatas, dan rumah-rumah kecil bergaya kampung dibangun di sekitarnya untuk para kerabat, abdi, dan perajin Sultan.

Setelah istana selesai dibangun pada tahun 1843, Tengku Alam, putra sulung Sultan Ali, tinggal di dalamnya sampai kematiannya pada tahun 1891. Sewa lahan di mana istana berdiri telah dihibahkan oleh Sultan Ali, dan Tengku Alam terus mengumpulkan uang sewa dan menyokong para anggota keluarga ayahnya sesuai dengan adat kebiasaan Melayu.[2] Setelah kematiannya, dia dimakamkan di makam kerajaan di Masjid Sultan yang berdekatan.

Referensi

  1. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-08-03. 
  2. ^ a b c Preamble to the Sultan Hussain Ordinance (Cap. 382, 2000 Rev. Ed.).
  3. ^ Jane Beamish; Jane Ferguson (1 December 1985). A History of Singapore Architecture: The Making of a City. Graham Brash (Pte.) Ltd. hlm. 31–32. ISBN 978-9971947972. 
  4. ^ History, Malay Heritage Centre, 2007, diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-13, diakses tanggal 2008-10-17 .

Pranala luar

1°18′10″N 103°51′36″E / 1.3029°N 103.85988°E / 1.3029; 103.85988