"Ini pun akan berlalu" (Bahasa Farsi: این نیز بگذرد, bogzarad niz een, Bahasa Ibrani: גם זה יעבור, gam zeh yaavor, Bahasa Turki: Bu da geçer) adalah sebuah peribahasa yang menunjukkan bahwa semua keadaan badaniyah, baik yang baik dan yang buruk, bersifat sementara. Ungkapan ini tampaknya berasal dari tulisan-tulisan para penyair sufi Persia abad pertengahan, dan sering melekat pada sebuah dongeng tentang raja besar yang direndahkan hatinya oleh kata-kata sederhana. Beberapa versi dari dongeng dimulai dengan Attar dari Nisyapur, lalu ditambahkan rincian bahwa frasa tersebut tertulis pada sebuah cincin, sehingga memiliki kemampuan untuk membuat orang bahagia sedih dan orang sedih bahagia. Cerita rakyat Yahudi sering menggambarkan Salomo mengatakan atau mendengar kalimat itu. Pepatah ini dan fabel yang terkait dengannya menjadi popular pada paruh pertama abad 19. Ia muncul dalam kumpulan cerita oleh penyair Inggris Edward Fitzgerald dan diterapkan pada pidato Presiden Amerika Abraham Lincoln.
Sejarah
Ungkapan itu muncul dalam karya-karya penyair sufi Persia, seperti Sanai dan Attar dari Nisyapur.[1] Attar. mencatat dongeng seorang raja yang meminta sekumpulan orang bijak untuk membuat cincin yang akan membuatnya bahagia saat ia sedih, dan sebaliknya. Setelah musyawarah para orang bijak memberinya cincin sederhana dengan kata-kata "Ini pun akan berlalu" terukir di atasnya. Cincin ini memiliki efek yang diinginkan oleh sang Raja.[1]
Cerita rakyat Yahudi sering melakonkan Salomo sebagai raja yang direndahkan hatinya oleh pepatah ini, atau sebagai seseorang yang memberikan pepatah ini kepada orang lain. Banyak versi cerita rakyat yang telah dicatat oleh Arsip Cerita Rakyat di University of Haifa, Israel.[2] Dalam beberapa versi pepatah ini disederhanakan lebih jauh, hanya muncul sebagai huruf Ibrani gimel, zayin, dan yud, singkatan dari "גם זה יעבור" (yaavor gam zeh).
Dalam cerita rakyat Turki, ungkapan ini biasanya digunakan dalam cerita pendek dan lagu. Penggunaan ungkapan dalam bahasa Turki sehari-hari diperkirakan telah berakar pada lagu-lagu dan cerita.
Cerita ini, yang umumnya melekat pada seorang Raja "tanpa nama" dari timur, menjadi populer di Barat pada paruh pertama abad 19, muncul di koran Amerika oleh setidaknya 1839[3] Pada tahun 1852 penyair Inggris Edward Fitzgerald mamasukan versi singkat dari dongeng ini di kumpulan nya Polonius: Kumpulan Kisah Bijak dan Modern Contoh. Versi Fitzgerald, berjudul "Seal Salomo", menggambarkan seorang sultan meminta Raja Salomo kalimat yang akan selalu benar dalam waktu baik atau buruk; Salomo menjawab, "Ini pun akan berlalu" Pada tanggal 30 September 1859, Abraham Lincoln menggunakan kisah serupa dalam "Pidato Pada Masyarakat Pertanian Negeri Wisconsin, Milwaukee, Wisconsin", sehingga lebih memopulerkan pepetah ini lebih lanjut:
Dikatakan seorang raja Timur meminta orang-orang bijak untuk menemukan kalimat untuknya, yang akan selalu dalam pandangannya, dan yang harus benar dan tepat di setiap waktu dan situasi. Mereka memberikannya kepadanya kata-kata: "Dan ini pun, akan berlalu." Betapa mengungkapkan kalimat ini! Sangat menjerakan pada puncak kebanggaan! Sangat menghibur di kedalaman penderitaan!(September 30, 1859)</ref>
Lihat Juga
Rujukan
- ^ a b Keyes, p. 160.
- ^ Taylor 1968.
- ^ Keyes, p. 159.
Lebih Lanjut
- Keyes, Ralph (2006). The quote Verifier: Who Said What, Where, and When. Macmillan. ISBN 0312340044. Diakses tanggal March 3, 2010.
- Taylor, Archer (1968). "This Too Will Pass (Jason 910Q)" Diarsipkan 2008-12-11 di Wayback Machine.. In Harkort, F.; Peeters, K. C.; and Wildhaber, R.; eds. Volksüberlieferung: Festschrift für Kurt Ranke, pp. 345–350. Göttingen, Schwartz.