Inggu
Ruta graveolens, umumnya dikenal sebagai inggu (bahasa Inggris: rue, common rue atau herb-of-grace), adalah spesies tumbuhan dalam genus Ruta yang ditanam sebagai tanaman hias dan ramuan. Merupakan tumbuhan asli di Semenanjung Balkan. Sekarang tumbuh di seluruh dunia di kebun-kebun, terutama karena daun yang kebiruan, dan kadang-kadang karena toleransi yang baik terhadap panas dan kondisi tanah kering. Juga dibudidayakan sebagai ramuan obat, bumbu, dan yang lebih jarang sebagai penolak serangga. PenggunaanPenggunaan tradisionalTacuinum Sanitatis, buku panduan kesehatan dari abad pertengahan memuat daftar sifat-sifat tumbuhan ini:
Minyak olahan dari inggu adalah emmenagogue[1] yang dikutip oleh sejarawan Romawi Plinius yang Tua dan ahli kandungan Soranus sebagai obat abortifacient (menginduksi aborsi) yang poten. Penggunaan kulinerInggu memiliki kegunaan kuliner, tapi karena pahit dan menyebabkan ketidaknyamanan lambung yang mungkin dialami oleh beberapa orang, tidak banyak digunakan. Meskipun lebih banyak digunakan secara luas pada zaman dulu, sekarang bukan sebuah ramuan yang biasanya ditemukan dalam masakan modern. Saat ini tidak banyak diketahui oleh publik maupun kebanyakan koki, dan tidak tersedia di toko-toko kelontong.[2] Merupakan adalah komponen dari berbere, campuran rempah-rempah karakteristik Etiopia, dan karenanya sering ditemui dalam masakan Etiopia. Memiliki berbagai kegunaan kuliner lainnya:
LainnyaInggu juga ditanam sebagai tanaman hias, baik sebagai tanaman pagar yang rendah dan daunnya dapat digunakan dalam nosegays. Kebanyakan kucing tidak suka baunya, sehingga dapat digunakan sebagai pengusir kusing (lihat juga Plectranthus caninus). Ulat dari beberapa subspesies dari kupu-kupu Papilio machaon khusus memakan inggu, serta tanaman lainnya. Ulat Papilio xuthus juga suka memakannya.[5] Di India Selatan, inggu dianjurkan untuk ditanam di kebun rumah guna mengusir ular (namun efektivitasnya tidak diketahui). Inggu adalah bahan umum dalam ilmu sihir dan mantra. Selama Abad Pertengahan merupakan simbol pengakuan antar penyihir. Gereja Katolik juga digunakan cabang inggu untuk memercikkan air suci kepada pengikutnya dan selama waktu ini dikenal sebagai "herb of grace" ("ramuan rahmat"). ToksisitasEkstrak inggu mempunyai efek mutagenik dan hepatotoksik. Dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung hebat, muntah, komplikasi sistemik, dan kematian. Jika terkena inggu umum, atau obat herbal yang berasal darinya, dapat menyebabkan phytophotodermatitis parah yang menghasilkan lecet di kulit seperti luka bakar.[6][7][8][9] KimiaSerangkaian furanoacridones dan dua acridone alkaloid (arborinine dan evoxanthine) telah diisolasi dari R. graveolens.[10] Juga mengandung kumarin dan limonoid.[11] Kultur sel menghasilkan kumarin umbelliferone, scopoletin, psoralen, xanthotoxin, isopimpinellin, rutamarin dan rutacultin, serta alkaloid skimmianine, kokusaginine, 6-methoxydictamnine dan edulinine.[12] Ekstrak etil asetat dari daun R. graveolens menghasilkan dua furanocoumarins, satu alkaloid quinoline dan empat alkaloid kuinolon.[13][14] Ekstrak kloroform dari akar, batang dan daun menunjukkan isolasi furanocoumarin chalepensin.[15] Minyak esensial dari R. graveolens berisi dua konstituen utama undecan-2-one (46.8%) dan nonan-2-one (18.8%).[16] SimbolismeRasa pahit dari daun ini menyebabkan kaitan dengan kata kerja bahasa Inggris rue "menyesal" (secara etimologis juga berhubungan). Inggu terkenal dengan makna simbolis menyesal dan kadang-kadang disebut "herb of grace" ("ramuan-rahmat") dalam karya sastra. Adalah salah satu bunga yang didistribusikan oleh Ophelia yang gila dalam karya William Shakespeare, Hamlet (IV.5)[17] Inggu disebutkan dalam Alkitab yaitu pada Lukas 11:42: "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah." Dalam mitologi, basilisk, yang napasnya dapat menyebabkan tanaman layu dan batu retak, tidak berpengaruh pada inggu. Cerpelai yang digigit oleh basilisk akan mengundurkan diri dan makan inggu agar pulih dan dapat kembali bertarung. Inggu dianggap tanaman obat nasional di Lithuania dan yang paling sering disebutkan dalam lagu-lagu rakyat Lithuania, sebagai atribut gadis-gadis muda, terkait dengan keperawanan dan usia perawan. Menjadi kebiasaan dalam pernikahan tradisional Lithuania bagi para gadis untuk memakai inggu (ruta) pada pernikahan mereka, simbol untuk menunjukkan kemurnian mereka. Demikian juga, inggu adalah sering disebut dalam cerita rakyat, lagu-lagu dan budaya Ukraina. Dalam lagu rakyat Ukraina "Oi poli ruta, ruta" (O, inggu, inggu di padang), si gadis menyesali kehilangan keperawanannya, mencela si kekasih karena "merusak pohon hazel hijau".[18] "Una Matica de Ruda" adalah lagu pernikahan tradisional kaum Sefardim. "Chervona Ruta" (Червона Рута—"Red Rue"; "Inggu merah")—sebuah lagu, yang ditulis oleh Volodymyr Ivasyuk, penyair dan komposer Ukraina populer. Penyanyi Pop Sofia Rotaru membawakan lagu pada tahun 1971. Baru-baru ini Rotaru menyanyikan lagu ini dalam pengaturan rap. Lihat pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Ruta graveolens.
|