Sultan Idris Al-Mutawakil Alallahi Shah Ibni Almarhum Sultan Iskandar Shah Kaddasullah, (17 Agustus 1924 – 31 Januari 1984) adalah Sultan Perak ke-33 yang menjabat sejak 5 Januari 1963 hingga kemangkatannya pada 31 Januari 1984. Ia adalah putra Sultan Iskandar Shah, Sultan Perak ke-30.
Kehidupan
Dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1924 di Istana Negara, Kuala Kangsar, Perak sebagai anak kedua dari DYMM Sultan Perak, Sultan Iskandar dan isterinya, Raja Puteh Umi Kalsom. [1]
Ia mengawali dunia pendidikan di Clifford School, Kuala Kangsar dan melanjutkan studinya di Malay College Kuala Kangsar . Pada tahun 1933, ia diangkat sebagai Raja Di Hilir, menggantikan Raja Chulan, yang telah mangkat sebelumnya pada tahun yang sama. Setelah diangkat sebagai Raja Di Hilir, pada Oktober 1938 ia mendapat gelar sebagai Raja Bendahara setelah kemangkatan ayahnya. Memegang posisi Raja Bendahara selama kurang lebih sepuluh tahun, ia kemudian diangkat sebagai Raja Muda setelah kemangkatan Sultan Abdul Aziz pada 29 Maret 1948, posisi ini menjadikan nya sebagai pewaris pertama dalam suksesi takhta negeri Perak dengan Sultan Yussuf Izzuddin Shah sebagai penguasa berdaulat. [1]
Sultan Perak
Pada 5 Januari 1963, Sultan Yussuf Izzuddin Shah mangkat pada usia 72 tahun. Kemudian posisi sultan jatuh kepada dirinya yang sebelumnya menjabat sebagai pewaris takhta. Setelah dinobatkan sebagai penguasa, ia kemudian mengambil nama takhta dengan gelar Sultan Idris Al-Mutawakil Alallahi Shah Ibni Almarhum Sultan Iskandar Shah Kaddasullah.
Kemangkatan
Pada pemilihan Yang di-Pertuan Agong Malaysia 1984, Sultan Idris Shah II merupakan calon terdepan yang akan menjabat sebagai Yang Di-Pertuan Agong kedelapan Malaysia menggantikan Sultan Ahmad Shah dari Pahang yang akan tamat tempoh pemerintahan pada tahun yang sama. Namun takdir berkata lain, tepat seminggu sebelum pemilihan Yang di-Pertuan Agong yang baru, ia mangkat pada tanggal 31 Januari 1984 di usia 59 tahun setelah terkena serangan jantung pada pukul 23.15 di Rumah Sakit Angkatan Tentera, Lumut. Ia mangkat setelah memerintah Negeri Perak selama kurang lebih 21 tahun.
Ia kemudian dimakamkan di Pemakaman Diraja Al-Ghufran yang terletak Bukit Chandan pada 3 Februari 1984. Setelah kemangkatannya, ia kemudian dianugerahi gelar Marhum Afifullah.
Setelah kemangkatannya, takhta Negeri Perak kemudian digantikan oleh sepupu pertamanya, Raja Azlan Shah.
Eponim
Masjid negara Perak di Ipoh dan Jembatan Sultan Idris Shah II di Bota diambil menurut namanya sebagai bentuk penghormatan.
Tanda Kehormatan
- Grand Master of the Royal Family Order of Perak (5 Januari 1963 – 31 Januari 1984)
- Grand Master of the Order of Cura Si Manja Kini (5 Januari 1963 – 31 Januari 1984)
- Founding Grand Master of the Order of Taming Sari (1977 – 31 Januari 1984)
- Grand Master of the Order of the Perak State Crown (5 Januari 1963 – 31 Januari 1984)
- Malaya :
- Johor :
- Grand Commander of the Royal Family Order of Johor (DK I) (1967)[3]
Referensi