Ibrahim Boubacar Keïta, sering dikenal dengan inisial IBK (29 Januari 1945 – 16 Januari 2022) adalah seorang politikus Mali yang menjabat sebagai Presiden Mali dari tahun 2013 hingga 2020, ketika ia dipaksa untuk mengundurkan diri dalam kudeta militer. Sebelumnya, ia pernah menjadi Perdana Menteri Mali dari 1994 hingga 2000 dan Presiden Majelis Nasional Mali dari 2002[1][2] hingga 2007.[3] Ia mendirikan partai politik Barisan untuk Mali (RPM), pada 2001, dan telah memimpinnya hingga sekarang.[4] Setelah beberapa kali gagal, ia terpilih sebagai presiden pada pemilihan presiden 2013 dan terpilih kembali pada 2018.
Karier politik
Presiden Mali
Keïta kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan presiden Juli–Agustus 2013 dan dianggap sebagai kandidat terdepan.[5][6] Ia memenangkan pemilu pada putaran kedua pemungutan suara, mengalahkan Soumaïla Cissé, dan dia dilantik sebagai presiden pada tanggal 4 September 2013.[7] Keïta berjanji untuk memprioritaskan kemampuan daripada pertimbangan politik ketika menunjuk menteri, dan pada 5 September 2013 ia menunjuk seorang teknokrat, pejabat perbankan Oumar Tatam Ly, sebagai Perdana Menteri.[8] Setelah pengunduran diri Oumar Tatam Ly, Keïta menunjuk Moussa Mara (5 April 2014 hingga 9 Januari 2015) dan kemudian Modibo Keita (9 Januari 2015 hingga 7 April 2017). Setelah pengunduran diri Keita, Soumeylou Boubéye Maïga diangkat sebagai Perdana Menteri (31 Desember 2017 - 18 April 2019) tetapi mengundurkan diri pada 18 April 2019 di tengah protes publik setelah terjadinya pembantaian Ogossagou.[9] Pada 22 April 2019, Presiden Keita mengangkat Dr. Boubou Cissé sebagai Perdana Menteri.
Pada 18 Agustus 2020, Keïta, bersama Perdana Menteri Boubou Cissé, ditangkap oleh tentara pemberontak selama kudeta Mali 2020.[10] Keesokan harinya, ia membubarkan parlemen dan mengumumkan pengunduran dirinya, mengatakan ia ingin "tidak adanya pertumpahan darah" untuk membuatnya tetap berkuasa.[11][12]