Lulu Lukman Nul Hakim (gitar) Dicky Supriadi (bass) Agus Solihin (drum) Bobby Pamungkas (vokal)
Mantan anggota
Ari Iradea Denny Guick Vebby Permana Hendrawan Saputra Andri Suryanto
Hydro adalah kelompok musik asal Bandung, Jawa Barat, Indonesia, yang mengusung aliran rock dengan subgenre brutal death metal atau progressive rock dengan tempo dan progresi nada super cepat. Nama Hydro dimaknai secara harfiah dari etimologi kata Ci, yang dalam bahasa Sunda berarti air dengan filosofi bahwa air adalah sumber kehidupan. Mereka kemudian sepakat mengadopsi falsafah ini dan mengartikannya sebagai 'energi' dalam konteks musikalitas dan karya sastra yang terangkum dalam 'liner notes' atau eksplanasi lirikal dari sebuah karya.
Tumbuh dan besar di skena lokal musik ekstrem Indonesia[note 1] bersama koleganya seperti Bleeding Corpse, Digging Up, Infamy, Jihad, Plapmoptysis, dan lainnya kelompok ini pertama kali didirikan medio 2005 oleh Lulu Lukman Nul Hakim (gitar), Dicky Supriyadi (bass), dan Ari Iradea (drum). Memasuki tahun kedua trio ini sepakat merekam demo mereka di TearGas Studio milik Irsyad Ali Sofi dan Arif Ganjar dari Glosalia, bilangan Cicadas-Cibeunying Kidul, Bandung. 'Guitar Guide Line' sejumlah enam track demo untuk extended play, atau mini album dirampungkan oleh Lukman sebagai komposer utama Hydro.
Sayang di kesempatan tersebut Ari mengundurkan diri sebagai penabuh drum dan memilih merampungkan proyeksi musiknya bersama kelompok The Earth Bleeds Fire[note 2] selain dan Bleeding Corpse (tidak lama setelah ini demo kedua band tersebut beredar secara terbatas di kalangan scenester musik eskstrim di Bandung dan tanah air. Dan dengan Bleeding Corpse, Ari kemudian berhasil merilis Resurrection of murder yang menjadi salah satu penanda gerbang baru aliran rock dengan kompleksitas ekstrem paska Ncep Surgeon - Poems from the land of gore bersama Injected Sufferage di 2001).
Kuota penabuh drum kemudian silih berganti, pertama diambil alih oleh Denny Guick, pendiri band grind core Noise Damage juga Dajjal, dua nama band yang familiar bagi pegiat musik ekstrem lokal. Kemudian Vebby Permana dari Jihad. Dan Hendrawan Saputra dari Plasmoptysis. Kendala teknis utama adalah kesulitan fokus mengatur jadwal pengarapan album masing-masing personel tersebut dengan jadwal Hydro. Denny tengah menggarap Absurdity, Vebby tengah menggarap Origin of rebels angels, Hendrawan tengah mengarap Dawn of the plague, sama halnya dengan Dicky yang juga menjadi bagian dari Forgotten, kelompok seminal death metal asal kota kembang, yang berada dalam jadwal penggarapan album Laras PerlayaDiarsipkan 2015-07-22 di Wayback Machine.'[2]'.
Di era transisi tersebut Lukman dan Dicky mengajak Andri S. dari Digging Up dan Turbidity untuk slot vokal dan Saputra Ekonadi yang sebelumnya sempat keluar masuk mengisi gitar ritem. Kuartet Lukman-Dicky-Andry-Hendrawan ini berhasil merekam demo Sabbatical Repugnant sebagai single awal. Demo ini akhirnya beredar di skena lokal dan mengisi beberapa kompilasi diantaranya Occult science of metal - International compilation vol. 1 2011 set 1 dan Kompilasi Jahanam Complicated Series Vol.1 [note 3].
Fase selanjutnya adalah masuknya Agus Solihin alias Bgiuw disela kesibukannya bersama Infamy, salah satu aksi metal terlama yang bertahan di komunitas ekstrem Bandung dan Indonesia, ketika menggarap Hatremonial. Banyak yang menyayangkan hengkangnya Bgiuw dari Infamy yang juga merupakan band alumni Ivan Firmansyah alias Scumbag dan Toto yang kemudian hijrah ke Burgerkill. Banyak yang menganggap bahwa membuat projek musik baru setelah sebelumnya bertahan hampir dua dekade dinilai terlalu riskan.
Dalam rilis resmi, Agus mengutarakan ikhtiar hijrahnya [4][5]
"Infamy memberikan saya pengalaman sekaligus pencerahan dan guru terbaik saya. Begitupun ketika bergabung dengan projek band terbaru saya bersama Hydro, bersama mereka saya belajar proses yang sama. Namun, satu sisi jalan tampaknya saya harus berhadapan dengan sebuah keputusan untuk fokus membenahi koridor personal dan dunia musik saya. Ini salah satu keputusan terberat tapi saya tetap harus terus berjalan. Untuk Ajie-Aul-Andrie-Ichad sampai waktu yang tak terhingga saya belum dapat membalas segala kebaikan dari jalinan pertemanan dan persahabatan yang tulus bertahun-tahun. Rasa terimakasih buat mereka, dan sujud syukur Infamy semakin tampak benih-benih kemajuan pada tahun-tahun ke depan (Selamat juga telah menjadi line up 'kompilasi Metal Hammer' [note 4][7] yang baru-baru ini dikuratori oleh Max Cavalera.
Keputusan yang dinilai sama riskan juga diambil Bobby Pamungkas. Ditengah tur panjang beberapa kota dan pulau di Indonesia dan penggarapan materi album kedua Condemned to suffer bersama Bleeding Corpse, Bobby mengikrarkan hijrah bersama Hydro.[10][11]
^Some of the most brutal death metal on the planet hails from Indonesia[1]
^The Earth Bleeds Fire adalah salah band metalcore yang digawangi Fadli Eka Putra (vokal, eks-Noise Damage, eks-Lumpur, eks-Determined), Ari Iradea (drum), Cepi (gitar), dan Indra Wirawan alias Morrg (bass, vokal latar). Morrg sendiri adalah seniman visual dan masih produktif bersama kelompok Rajasinga
^Kompilasi digital merupakan salah satu kiat menyebarkan karya baru ke khalayak. Inisiasi atau apresiasi ini bisa datang dari musisi ataupun dari pendengar karya. Kompilasi dalam jejaring dapat bersifat profit dan non-profit.[3]
^'Slave New World' adalah kompilasi band Indonesia yang dimediasi oleh majalah musik Internasional, Metal Hammer, dengan kurator Max Cavalera.[6]
^Rilisan digital iTunes merupakan salah satu terobosan Steve Jobs dalam menampung talenta seni lintas batas dengan konsep pemasaran global dalam satu atap layanan[9]