K.H. Husin Qadri, yang juga dikenal dengan nama Husain Qadry atau Husein Qadri atau Tuan Guru K.H. Husein Qadri Al-Banjari adalah salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dan juga ulama dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Riwayat Hidup
K.H.Husein Qadri bin Mufti K.H.Ahmad Zaini bin K.H.Abdurrahman Al-Banjari dilahirkan pada tanggal 17 Ramadan 1327 Hijriah atau kira-kira 1 Oktober 1909 (ada riwayat yang menyebutkan bahwa dia lahir pada tanggal 17 Juli 1908[1]) dari seorang ibu yang bernama Hj.Sanah binti Niangah binti Hamidah binti Mufti H. Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al- Banjari.[2] Ayahnya, K.H. Ahmad Zaini, adalah anak dari K.H. Abdurrahman bin H. Zainuddin bin H. Abdusamad bin Abdullah Al-Banjari, yang juga dari keluarga terhormat lantaran ilmu agama yang mereka miliki dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.[3]
Pendidikan
Guru Husin Qadri tidak menempuh pada pendidikan formal yang namanya sekolah atau madrasah tertentu, dan tidak juga melalui lembaga pendidikan nonformal seperti pondok pesantren. Akan tetapi caranya belajar atau menuntut ilmu dapat dikatakan sangat unik, beliau belajar ilmu agama langsung kepada ayah dan kakek beliau sendiri (H. Ahmad Zaini dan H. Abdurrahman).[3]
Sejak kecil dia selalu dalam pengasuhan dan pendidikan ayahnya Mufti KH.Ahmad Zaini dan kakeknya yang bernama KH.Abdurrahman (Guru Adu Tunggul Irang) bin K.H.Zainuddin Al-Banjari, gurunya yang utama sekali dalam bidang ilmu adalah kakeknya sendiri yaitu KH.Abdurrahman (guru Adu) yang setiap malam sebelum kakeknya mengaji kepada gurunya KH.Said Wali al-Banjari sehingga ia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan Agama.[2]
Guru Husein Qadri mempunyai lima orang istri dan sepuluh orang anak[3]. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Hj. Rahmah
Anak: H. Najamuddin (bemukim di Makkah)
Hj. Maimunah
Anak: Junaidi Al-Bagdadi
Hj. Maimunah
Anak:
Sibawaihi
Marbawaihi
Yohanes
Umi Hani
Umi Banat.
Hj. Ainal Mardiyah
Anak: H. Hasan Rusdi
Hj. Nur Asiah,
Anak:
Muadz Al-Gazi
At-Tibridzi
Guru Husein Qadri juga merupakan saudara seayah lain ibu dengan K.H. Badruddin (Guru Ibad), dimana memiliki beberapa saudara, yaitu: 1. Hj. Arfah, 2. Hj. Mulia, 3. H. Husin Qadri, 4. K.H. Badaruddin, dan 5. K.H. Muhammad Rosyad.[3]
Kiprah
Dia pernah menjadi Qadi di Kantor Kerapatan Qadhi Martapura sejak tanggal 8 Desember 1952 sampai dia meninggal dunia. Selain itu, dia memiliki pengaruh yang besar di zamannya terhadap masyarakat Banjar, dimana dia pernah mengisi pengajian sekitar 15 musala secara rutin[4].
Dia juga pernah mengisi pengajian di Masjid Agung Al-Karomah Martapura, selalu dihadiri ribuan kaum muslimin yang melimpah-ruah sampai ke halaman masjid.[4] Bahkan, dia juga salah satu dari panitia pembangunan masjid tersebut.[3]
Dia juga pernah menjabat sebagai anggota Konstituante Republik Indonesia dari Partai Nahdlatul Ulama dari tanggal 9 November 1956 hingga 5 Juli 1959, dimana dia memiliki nomor anggota 312.[1]
Guru Husein Qadri menulis beberapa kitab[3], di antaranya:
Senjata Mukmin (berisi amalan-amalan, wirid dan doa-doa pilihan untuk keselamatan kaum muslimin di dunia dan akhirat)
Manasik Haji dan Umrah (berisi tuntunan praktis mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umrah)
Nurul Hikmah (berisi petunjuk praktis dakwah, khususnya yang berhubungan dengan tata cara dan adab berdakwah atau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar);
Sebuah Kitab Tafsir Al-Qur'an yang tidak sempat dia beri judul.
Kematian
Diameninggal pada hari Jumat tanggal 26 Jumadilawal 1387 Hijriah. Beliau meninggal dengan tenang karena sakit dan di makamkan persis di depan rumah beliau sendiri, kini di dekat makam beliau ada sebuah musala yang bernama musala Syafa'atul Ikhwan.[2]
^ abTim Penerbit "Sahabat" (2014). Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Kandangan, Hulu Sungai Selatan: Sahabat. ISBN9786021988374.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)