Hubungan Israel –Singapura adalah hubungan luar negeri antara negara Israel dan Singapura. Hubungan antar kedua negara sangat erat, dan diketahui memiliki Hubungan Istimewa. Kedua negara membangun hubungan diplomatik sejak Mei 1969.[1] Israel memiliki sebuah kedutaan besar di Singapura. Singapura diwakilkan di Israel oleh seorang duta besar non-residen yang berbasis di Singapura (dalam Kementerian Luar Negeri) dan melalui konsulat kehormatan di Tel Aviv.
Kedua negara menjalani kerjasama keamanan jangka panjang, dengan adanya kerjasama di bidang industri persenjataan Israel -Singapura, kerjasama pembangunan and a perdagangan militer tingkat tinggi di antara kedua negara.[2]
Kesepakatan
Pada 2005, kedua negara menandatangani sebuah kerjasama untuk mempermudah aliran arus barang dan investasi antara Israel dan Singapura, dalam kunjungannya ke Israel Perdana Menteri Senior Goh Chok Tong dengan para anggota kabinet Israel dan Perdana Menteri Israel saat itu, Ariel Sharon.[3]
Singapura adalah satu dari 41 negara yang tidak ikut memberikan suara dalam Resolusi “Status Palestina dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa” di pertemuan Majelis Umum PBB pada 29 November 2012 yang menjadikannya sebagai negara Non-Anggota Pemerhati Status Palestina. Dalam menjelaskan alasan ketidak sertaan SIngapura terebut, Menteri Senior Masagos Zulkifli menyatakan bahwa Singapore meyakini “bahwa hanya melalui sebuah penyelesaian negosiasi yang sesuai denganResolusi Dewan Keamanan PBB242 yang dapat memberikan dasar untuk solusi jangka panjang” dan bahwa “kedua pihak memiliki hak yang sah dan saling bertanggung jawab, dan harus siap dan berkompromi mencapaikepentinganyang lebih besaruntuk berdamai”.[4]
Kerjasama
Bisnis dan perdagangan
Pada 1990, Kamar Dagang dan Niaga Singapura - Israel mulai beroperasi.[7]
Pada 2013, total perdagangan Singapura - Israel mencapai S$1.956 milyar, melonjak 24.6% dari tahun ke tahun sejak 2012, menurut angka dariKedutaan BesarIsraeldi Singapura danIESingapura.Singapura adalahnegara pengimpordari Israel,dan Israel mengeksporsebagian besar peralatanlistrikke Singapura,sementara itu Singapura mengeksporsebagian besarmesin danperalatan komputerke Israel.[8]
Militer
Pada Januari 1968, sebelum hubungan diplomatik dimulai, Singapura membuat perjanjian untuk membeli 72 surplus tank AMX-13 dari Israel.[9]Pada akhir 1980an, Singapura telah membeli lebih dari 350 tank ini.
Dalam tahun-tahun pembentukan Angkatan Bersenjata Singapura pada akhir 1960an, Singapura mencari saran dan berkonsultasi dari pengalaman militer Israel untuk membentuk sebuah pertahanan militer yang handal pasca-kemerdekaan Singapura. Israel menanggapi hal ini, dengan memberikan pelatihan pengembangan dan doktrin militer. Karena kepekaan pada mendominannya daerah-Muslim, Singapura tetap menjaga kerja sama ini bersifat low-profile.
Selama bertahun-tahun,Singapura danIsraelmenjalani hubungan kerjasama yang erat.Saat ini,kedua negara saling berbagiplatformmiliter,termasukpesawatperingatan dini, sistem anti-tankdan rudalanti-pesawat,pesawat tempur danteknologipengawasan.
Isu Gaza
PemerintahSingapuratelahmenyatakan keprihatinan atasJalur Gaza.Pada bulan Januari 2009,KementerianLuar Negeri SingapuramengatakanPerangGaza,"Ini merupakan perkembanganyang sangatmengganggu,"bahwa "Inihanya dapatmemperburuksituasi kemanusiaansudahserius."[10]Setelahgencatan senjata,Kementerian Luar NegeriSingapuramenyebutnya sebagai"perkembangan positif"tapitetap"sangat prihatinatas situasikemanusiaan diGazadanmendesak semuapihak untukmengambil langkah-langkahmendesak untukmengatasisituasi