Hipotesis monyet mabuk adalah sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa ketertarikan manusia pada etanol mungkin berasal dari ketergantungan nenek moyang primataHomo sapiens pada buah matang yang terfermentasi sebagai sumber makanan yang dominan.[1] Senyawa etanol secara alami terbentuk pada buah yang matang atau terlalu matang ketika ragi mulai memfermentasi gula. Akibatnya sebagian besar primata awal dan banyak hewan pemakan buah lainnya telah mengembangkan daya tarik perilaku berbasis genetik pada molekul tersebut.[2]
Hipotesis ini awalnya diajukan oleh Dr. Robert Dudley[3] dari University of California di Berkeley. Hipotesis ini juga menjadi subjek simposium pada pertemuan tahunan Society for Integrative and Comparative Biology tahun 2004. Bukunya The Drunken Monkey: Why We Drink and Abuse Alcohol diterbitkan pada tahun 2014 oleh University of California Press.
Dudley menyarankan bahwa meskipun sebagian besar zat adiktif memiliki sejarah penggunaan manusia yang relatif singkat, ketertarikan dan konsumsi etanol oleh berbagai primata mungkin sudah ada sejak puluhan juta tahun silam. Bau buah yang matang akan membantu primata menemukan kalori yang langka di hutan hujan tropis, mengingat etanol adalah molekul yang relatif ringan dan digerakkan dengan cepat oleh angin melalui tumbuh-tumbuhan. Ketertarikan yang dulu bermanfaat dan konsumsi etanol pada konsentrasi rendah ini mungkin mendasari kecenderungan manusia modern untuk mengonsumsi alkohol dan mendorong terjadinya penyalahgunaan alkohol.[1]
Referensi
^ abThe Drunken Monkey: Why We Drink and Abuse Alcohol, University of California Press, 154 pp., 2014.