Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengacu pada simtoma hiperaktif dari jaringan kelenjar tiroid yang menyebabkan terjadinya sintesis dan sekresi berlebih hormon tiroid.

Pada jantung, penderita hipertiroidisme umumnya mengalami peningkatan laju istirahat denyut, peningkatan kontraksi bilik ventrikular kiri, yang menyebabkan penurunan tekanan diastolik dan mengalami peningkatan tekanan sistolik.[1] Oleh karena terjadi penurunan serum kolesterol, penderita menjadi lebih rentan terhadap gangguan ritme jantung, terutama disebabkan oleh fibrilasi atrial.

Tahap lanjutan hipertiroidisme akan menyebabkan tirotoksikosis, dan modulasi sitokina osteotrofik, seperti IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF-α.[2]

Beberapa penyebab dari hipertiroidisme, antara lain,[3] asupan iodina/hormon tiroid yang berlebih, rendahnya plasma Selenium,[4] penyakit Graves, hiperplasia pada kelenjar tiroid atau hipofisis, radang tiroid, tumor pada testis atau ovarium.

Beberapa komplikasi yang disebabkan hipertiroidisme antara lain, AF.

Pengobatan

Hipertiroidisme lebih sukar disembuhkan daripada hipotiroidisme. Terlalu aktifnya kelenjar tiroid akan menyebabkan terlalu aktifnya metabolisme yang dapat menyebabkan rusaknya jantung, hati, ginjal dan lain-lain, karena bekerja terlalu keras. Untuk mengurangi keaktifan kelenjar tiroid dapat diobati dengan obat oral anti hipertiroid, tetapi sayangnya 30 persen akan kambuh kembali dan memerlukan obat yang lebih keras dan akhirnya tak ada obat oral yang masih mempan, sehingga diperlukan pengobatan dengan meminum beberapa cc cairan yodium radioaktif. Cairan yodium radioaktif ini aman untuk orang disekitarnya, tetapi bayi dan janin sebaiknya dijauhkan dari pemakai cairan ini selama beberapa hari. Cairan ini akan terpusat ke kelenjar tiroid dan merusaknya, hanya saja tingkat kerusakannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga pasien yang menerima terapi ini kebanyakan akan berubah menjadi penderita hipotiroidisme, tetapi seperti telah disebutkan di atas hipotiroidisme jauh lebih mudah ditangani daripada hipertiroidisme. Di negara yang sudah maju, biasanya terapi dengan meminum cairan yodium radioaktif langsung dilakukan bagi penderita hipertiroidisme tanpa melakukan proses pengobatan dengan obat oral anti hipertiroid terlebih dahulu.

Referensi

  1. ^ (Inggris) "The role of thyroid hormone nuclear receptors in the heart: evidence from pharmacological approaches". Department of Endocrinology and Metabolism, Academic Medical Center, University of Amsterdam; Wilmar M. Wiersinga. Diakses tanggal 2011-06-12. 
  2. ^ (Inggris) "Proinflammatory cytokine levels in hyperthyroidism". Department of Immunology, Medical School of Adnan Menderes University; Senturk T, Kozaci LD, Kok F, Kadikoylu G, Bolaman Z. Diakses tanggal 2010-10-31. 
  3. ^ (Inggris) "Hyperthyroidism". Medline Plus. Diakses tanggal 2010-10-30. 
  4. ^ (Inggris) "The role of selenium, vitamin C, and zinc in benign thyroid diseases and of selenium in malignant thyroid diseases: Low selenium levels are found in subacute and silent thyroiditis and in papillary and follicular carcinoma". WOMED, Clinical Department of Nuclear Medicine, Clinical Department of Pediatrics, Biocenter, Division of Clinical Biochemistry, Medical University of Innsbruck; Roy Moncayo, Alexander Kroiss, Manfred Oberwinkler, Fatih Karakolcu, Matthias Starzinger, Klaus Kapelari, Heribert Talasz, dan Helga Moncayo. Diakses tanggal 2010-12-01. 

Pranala luar