Naskah Hikayat Abdullah dalam bentuk manuskrip diselesaikan pada tahun 1843, tetapi edisi cetaknya baru diterbitkan pada 1849 di Singapura menggunakan cap batu. Keduanya menggunakan huruf Jawi. Edisi tahun 1849 ini sangat langka karena kebakaran di rumah Abdullah, tempat sebagian besar eksemplar edisi ini disimpan. Cetakan huruf Latin edisi ini mulai diterbitkan pada 1903. Cetakan-cetakan ini terutama ditujukan sebagai bacaan pelajar di Singapura, Pulau Pinang, dan Semenanjung Malaya.
Pada tahun 1882 H. C. Klinkert menerbitkan edisi Hikayat Abdullah untuk digunakan sebagai bacaan rakyat Hindia Belanda.
Raihoel Amar Datoek Besar dan R. Roolvink pada 1953 menerbitkan edisi huruf Latin berdasarkan edisi tahun 1849. Edisi ini menjadi bacaan yang disukai para sarjana, karena ditampilkan dengan teks yang diolah secara ilmiah.[1]