Buku ini ditulis setelah sekitar empat belas tahun kerja lapangannya di wilayah Poso. Buku ini terbit setelah Kruyt menyelesaikan perjalanannya ke seluruh Hindia Belanda pada tahun 1905 yang dibiayai oleh pemerintah Belanda.[1] Tujuan lain dari buku ini adalah untuk merevisi buku karya G. A. Wilken bertajuk Het animisme bij de volken van den Indischen Archipel yang terbit beberapa tahun sebelumnya.[2]
Konten
Kruyt percaya pada gagasan umum yang ada di antara orang-orang di seluruh dunia, bahwa keseluruhan alam digerakkan oleh "jiwa" yang meluas, berupa hal-hal halus yang mengajarkan kehidupan. Ia berpendapat bahwa orang-orang primitif menganggap kepala sebagai wadah substansi jiwa manusia. Karena itu, kepala dianggap penting dan sakral sebagai wadah zat jiwa (zielestof), dan cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan melakukan perburuan kepala (pengayauan). Motif di balik kebiasaan ini, diduga untuk memanfaatkan zat jiwa musuh dengan mengangkat kepalanya.[3] Menurutnya, teori animisme tradisional kurang serius mengakomodasi representasi primitif terhadap rasa kecerdasan beradab manusia.[4]
Dalam buku ini, Kruyt memperkenalkan gagasan tentang "kekuatan" dari kehidupan, yang pertama dianggap sebagai "cairan" dan kemudian sebagai "substansi".[5] Ia juga mempopulerkan penggunaan istilah zielestof (secara harfiah berarti "substansi jiwa") untuk memahami pemahaman penganut animisme tentang jiwa seseorang.[6]
Penerimaan
Buku ini dijadikan salah satu pedoman utama dalam riset dan penelitian yang dilakukan generasi mendatang.[7]