Hassan Diab (bahasa Arab: حسان دياب; lahir 6 Januari 1959) adalah seorang politikus, insinyur dan akademisi Lebanon yang menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon sejak 21 Januari 2020 hingga 10 September 2021, usai pembentukan kabinet, dimana ia diangkat pada jabatan tersebut oleh Presiden Michel Aoun.[1][2][3] Sebelum menjabat sebagai perdana menteri, Diab menjabat sebagai Menteri Pendidikan Lebanon dari 2011 sampai 2014, di bawah kepemimpinan Presiden Michel Suleiman.
Karier politik
Diab ditunjuk sebagai Perdana Menteri Lebanon berikutnya menggantikan Saad Hariri pada 19 Desember 2019, di tengah-tengah protes Lebanon 2019-2020 yang menyebabkan pengunduran diri Hariri. Pencalonan Diab disetujui 69 anggota dari 128 anggota parlemen Lebanon; dukungan terhadapnya datang dari partai-partai yang ikut membentuk Aliansi 8 Maret,[4] yaitu blok parlemen sekutu Hizbullah, tetapi tidak mendapat dukungan partai-partai dari komunitas Sunni sendiri.[5]
Diab adalah seorang independen, tidak vokal mendukung kelompok politik mana pun, dan memiliki profil publik yang rendah pada saat pengangkatannya.[5]
Pemerintahan baru Lebanon dibentuk pada 21 Januari 2020 setelah Diab dan Ketua Parlemen Nabih Berri bertemu dengan Presiden Michel Aoun.[6][7] Diab kemudian mengumumkan kabinet baru beranggotakan dua puluh orang yang terdiri dari para teknokrat, dan mengatakan mereka akan mengerjakan undang-undang pemilu yang baru, mengusahakan peradilan yang independen dan pengembalian dana publik yang dijarah.[6] Selama sesi pertama kabinet baru, Diab mengumumkan bahwa kunjungan resmi pertamanya adalah ke negara-negara "di kawasan Arab, khususnya Teluk".[8] Ia tidak mengatakan apa-apa tentang mematuhi reformasi yang dijanjikan oleh Hariri dan memilih untuk mempertahankan Kementerian Penerangan, yang dijanjikan oleh Hariri untuk dihapuskan.[9] Pada 3 Februari, Diab menandatangani anggaran negara tahun 2020, mengurangi pengeluaran sebesar $ 700 juta[10][11] dan pada 6 Februari kabinet menyetujui rencana penyelamatan keuangan untuk diajukan ke parlemen.[12]
Pada 7 Maret 2020, Diab mengumumkan Lebanon akan gagal bayarutang negara untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.[13]
Pada 10 Agustus 2020, Diab mengundurkan diri setelah terjadinya Ledakan Beirut karena meningkatnya tekanan politik dan kemarahan pada pemerintah Lebanon atas kegagalan mereka mencegah bencana, diperburuk oleh ketegangan dan pergolakan politik yang ada di dalam negeri.[3] Dia meminta Presiden Aoun untuk menyelenggarakan pemilihan parlemen lebih awal.[14]
Kehidupan pribadi
Diab menikah dengan Nuwar Mawlawi dan memiliki tiga anak.[5] Diab adalah seorang Muslim Sunni.[15]
Publikasi pilihan
Diab, H. B.; Demashkieh, I. (1991). "A computer-aided teaching package for microprocessor systems education". IEEE Transactions on Education. 34 (2): 179–183. Bibcode:1991ITEdu..34..179D. doi:10.1109/13.81598.
Saade, J. J.; Diab, H. B. (2000). "Defuzzification techniques for fuzzy controllers". IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics, Part B (Cybernetics). IEEE. 30 (1): 223–229. doi:10.1109/3477.826965. PMID18244747.
Damaj, Issam; Diab, Hassan (2003). "Performance analysis of linear algebraic functions using reconfigurable computing". The Journal of Supercomputing. 24 (1): 91–107. arXiv:1904.08233. doi:10.1023/A:1020993510939.
Diab, Hassan (2003). "Standardization Related to Arabic Language Use in ICT". United Nations.
Ghaith, Ghazi; Diab, Hassan (2008). "Determinants of EFL achievement among Arab college-bound learners". Education, Business and Society: Contemporary Middle Eastern Issues. 1 (4): 278–286. doi:10.1108/17537980810929993.