Hari Pembebasan Rwanda
Hari Pembebasan (dikenal secara lokal dengan Kwibohora) merupakan hari libur nasional di Rwanda yang dirayakan setiap tanggal 4 Juli.[1] Memperingati kekalahan rezim pemerintahan Habyarimana dan Angkatan Bersenjata Rwanda sebelumnya oleh Front Patriotik Rwanda (Inggris: Rwandan Patriotic Front, disingkat RPF) dalam Perang Saudara Rwanda, dan mengakhiri Genosida Rwanda.[2] Pada tanggal 4 Juli 1994, RPF telah menduduki Ibukota Kigali sementara perang baru berakhir resmi pada tanggal 18 Juli dengan pembebasan wilayah barat laut. Hari Pembebasan berlangsung selama sepekan setelah Hari Kemerdekaan, meskipun hal ini lebih condong ke sebuah perayaan daripada periode berkabung nasional untuk Revolusi Rwanda di Hari Kemerdekaan.[3] Latar belakangPerang Saudara Rwanda adalah konflik antara Angkatan Bersenjata Rwanda, mewakili pemerintahan Rwanda, dengan pemberontak Front Patriotik Rwanda. Perang tersebut berlangsung dari tahun 1990 hingga tahun 1994, terpicu dari perselisihan panjang antara kelompok Hutu dan Tutsi di dalam masyarakat Rwanda. Perang dimulai pada tanggal 1 Oktober 1990 ketika RPF menginvasi timur laut Rwanda, melaju 60 km (37 mil) masuk ke Rwanda.[4] Setelah menandatangani Persetujuan Arusha di bulan Agustus 1993,[5] tercipta perdamaian yang rawan, di mana persyaratan-persyaratan diterapkan secara bertahap, melalui Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa bagi Rwanda sebagai penjaga perdamaian, dikirim ke Rwanda untuk melaksanakannya.[6] Kemudian usaha ini dikesampingkan menanggapi peristiwa Pembunuhan Presiden Habyarimana pada tanggal 6 Juli 1994, setelahnya antara 500.000 hingga 1.000.000 Tutsi dan Hutu moderat terbunuh dalam Genosida Rwanda, memperkeruh situasi perang.[7][8] Setelah perang berbulan-bulan, RPF di bawah komando Paul Kagame, mengabiskan paruh kedua bulan Juni bertempur untuk membebaskan ibukota.[9] RPF akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Rwanda dan membebaskan Kigai pada tanggal 4 Juli.[10] RPF mendeklarasikan kemenangannya, dengan Paul Kagame ditunjuk sebagai pemimpin baru Rwanda. Lalu 4 Juli segera ditetapkan oleh pemerintahan yang baru sebagai Hari Pembebasan.[11] PerayaanPada Hari Pembebasan, banyak kegiatan kebudayaan dan patriotik yang disponsori pemerintah, termasuk upacara khusus dan konser, diselenggarakan. Di seluruh negeri, semua ikut merayakan Hari Pembebasan dengan perayaan utama berlangsung di Kigali, Ibukota Rwanda.[12] Delegasi dari seluruh benua, diundang ke Kigali untuk menghadiri perayaan ini.[12] Parade militer tahunan Angkatan Pertahanan Rwanda (Inggris: Rwanda Defence Force, disingkat RDF) diadakan di Stadion Amahoro. Di sela-sela acara parade berlangsung, Presiden Rwanda menerima penghormatan umum (Rwanda Nziza) dan menyampaikan pidato kebangsaan.[13] Setelah pidato, RDF Army Band mempertunjukkan latihan pameran di hadapan para penonton. Parade dipimpin oleh color guard RDF dan kelompok pembawa bendera kontingen. Dalam beberapa tahun terakhir, langkah normal horizontal goose step yang ditunjukkan selama parade telah diganti dengan langkah goose step yang lebih cenderung bergaya Tiongkok sebab pasukan yang berpartisipasi dalam parade telah dilatih oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.[14] Selain itu, juga terdapat resepsi resmi negara dan pertandingan sepakbola antara Rwanda dan negara tetangga Uganda. Momen Spesial di peringatan Hari Pembebasan:
Pada tahun 2019, perayaan resmi liburan berlangsung di Zimbabwe untuk pertama kalinya.[16] Di tahun 2020, Rwanda merayakan 26 tahun pembebasan di tengah pandemi COVID-19 dengan meresmikan beberapa proyek pembangunan di perbatasan dekat Uganda.[17] Referensi
Bibliografi
|