Hardiono, lulusan AKABRI 1981 ini berpengalaman dalam bidang Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Staf Khusus Kasad.[a]
Tragedi LP Cebongan
Ia dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Kodam IV/Diponegoro, Terkait Pernyataan dini Pangdam (Mayjen TNI Hardiono Saroso) yang mengejutkan ketika ia menjamin bahwa tak ada prajuritnya yang terlibat, dalam kasus cebongan.[2][3]