Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa kota itu akan dibangun kembali bagi TUHAN, dari menara Hananeel sampai Pintu Gerbang Sudut
— Yeremia 31:38
Sekitar 150 tahun kemudian tembok kota Yerusalem dibangun kembali di bawah pimpinan Nehemia:[6]
Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
— Nehemia 3:1
Setelah tembok kota itu jadi, maka diadakanlah upacara pentahbisan dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan.[7]
Lalu kami melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel dan menara Mea sampai pintu gerbang Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang Penjagaan.
— Nehemia 12:39
Nubuat Zakharia
Nabi Zakharia menyebut menara ini dalam nubuatnya mengenai masa depan kota Yerusalem yang dibangun dari utara (menara Hananeel) ke selatan (tempat pemerasan anggur raja).[4]
Seluruh negeri ini akan berubah menjadi seperti Araba-Yordan, dari Geba sampai ke Rimon di sebelah selatan Yerusalem. Tetapi kota itu akan menjulang tinggi dan tetap tinggal di tempatnya, dari pintu gerbang Benyamin sampai ke tempat pintu gerbang yang dahulu, yakni sampai ke pintu gerbang Sudut, dan dari menara Hananeel sampai ke tempat pemerasan anggur raja.
— Zakharia 14:10
Tradisi Kristen
Paus Gregorius Agung memberikan interpretasi alegoris dari bagian Kitab Yeremia, bahwa sebagaimana "kota Tuhan dibangun dari menara Hananeel ke gerbang sudut", maka "Gereja Suci, atas keagungan rahmat Ilahi, dibangun menjadi pintu masuk kedua bangsa, yaitu, Yahudi dan bukan Yahudi."[8]
^Morals on the Book of Job, papa Gregorio Magno, trad. J. Bliss, Libro XXVI, p. 112: Kutipan (bahasa Italia): "E' anche detto dal Profeta Geremia, La città sarà costruita al Signore, dalla torre di Ananehel fino alla porta dell'angolo, e andrà avanti aldilà dello standard di misura. Giacche' nessuno in verità ignora che la Santa Chiesa è la città del Signore. Ma Ananehel è interpretato la grazia di Dio, e due mura si incontrano in un angolo. La città del Signore sarà dunque costruita dalla torre di Ananehel fino alla porta dell'angolo: poiché la Santa Chiesa, iniziando dall'altezza della grazia Divina, si costruisce fino all'entrata di entrambe le genti, ossia, Ebrei e Gentili."