Hak LGBT di Spanyol
Hak Lesbian, gay, bisekual, transgender (LGBT) di Spanyol telah mengalami perubahan yang besar dalam beberapa tahun terakhir. Di antara orang-orang Romawi kuno di Spanyol, interaksi seksual antar laki-laki dianggap umum dan pernikahan laki-laki dengan laki-laki berlangsung pada masa awal Kekaisaran Romawi, tetapi hukum yang melarang pernikahan sesama jenis ditetapkan oleh kaisar Kristen Konstantius II dan Konstans, dan norma moral Romawi mengalami perubahan besar menjelang abad ke-4. Pengaruh Kekristenan pada akhirnya membuat hubungan seksual dipandang sebagai tindakan yang dilakukan hanya untuk bereproduksi, dan homoseksualitas dipandang sebagai dosa yang melawan kehendak Tuhan. Hukum yang melarang sodomi kemudian ditetapkan pada periode legislatif. Pandangan masyarakat terhadap kebebasan individu berubah lagi pada abad pencerahan, yang membuat hukum sodomi dicabut dari kitab pidana Spanyol pada tahun 1822. Namun, hukum dan perilaku masyarakat terhadap homoseksualitas kembali berubah pada masa Perang Saudara Spanyol dan rezim diktator Francisco Franco. Pada akhir abad ke-20, isu hak LGBT menjadi lebih disadari oleh publik dan aktivitas seks sesama jenis kembali legal pada tahun 1979 dengan batas usia yang sama dengan hubungan seks heteroseksual. Kini, Spanyol merupakan salah satu negara yang paling banyak memberikan kebebasan untuk kaum LGBT. Setelah mengakui kohabitasi tak terdaftar (kumpul kebo) dan pasangan terdaftar, Spanyol melegalkan pernikahan sesama jenis dan hak adopsi untuk pasangan sesama jenis pada tahun 2005. Transeksual diperbolehkan mengganti gender mereka secara legal tanpa perlu melakukan operasi ganti kelamin atau sterilisasi. Diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender dilarang di seluruh negeri pada tahun 1996. Gay dan lesbian diperbolehkan masuk militer secara terbuka dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki diperbolehkan menyumbang darah semenjak tahun 2005. Spanyol telah diakui sebagai salah satu negara yang paling liberal secara budaya dan bersahabat dengan LGBT di dunia. Budaya LGBT juga memainkan peran penting dalam sastra, musik, sinema dan hiburan lainnya serta isu sosial dan politik. Pendapat publik terhadap homoseksualitas sangat positif; survei yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2013 menunjukan bahwa lebih dari 88% warga Spanyol menerima homoseksualitas, sehingga menjadikannya negara yang paling bersahabat dengan LGBT di antara negara-negara yang disurvei oleh Pew. Kaum LGBT juga tampak di berbagai lapisan masyarakat, seperti dalam Guardia Civil, angkatan bersenjata, dunia hukum dan kependetaan. Namun, dalam bidang olahraga, komunitas LGBT masih terpinggirkan. Pada tahun 2007, Madrid menjadi tuan rumah perayaan Europride tahunan. Kota Barcelona juga memiliki reputasi sebagai salah satu kota yang paling bersahabat dengan LGBT.[1] Rangkuman
Referensi
|