Gurun Lop
Gurun lop atau cekungan lop adalah sebuah gurun yang membentang ke arah timur dari Korla di sepanjang kaki Pegunungan Kuruk-tagh ("Pegunungan Kering") menuju Cekungan Tarim di Xinjiang, China. Medan di Gurun Lop hampir seluruhnya datar tanpa relief topografi tertentu yang mencolok. Danau Bosten terletak di sebelah barat laut dari gurun ini pada ketinggian 1.030 hingga 1.040 meter. Sementara wilayah Lop Nur terletak di sebelah tenggara pada ketinggian sekitar 750 meter. GeografiGurun Lop memiliki kondisi medan yang secara keelatif datar. Namun, terdapat tiga wilayah yang agak lebih rendah dan dapat membentuk cekungan yang berisi air yaitu cekungan danau kering Lop Nor, cekungan danau kering Kara-Koshun, dan cekungan Danau Taitema.[1] Danau-danau tersebut pada beberapa waktu menjadi danau muara dari sistem Sungai Tarim-Konque-Qarqan. Aliran Sungai Tarim berubah-ubah dari waktu ke waktu sehingga lokasi dari danau muaranya juga berubah-ubah. Hal tersebut menyebabkan beberapa kebingungan untuk penjelajah-penejelajah awal yang mencari lokasi pasti dari Lop Nor sehingga danau tersebut diberi nama "Danau Berjalan."[2] Pada masa lampau, Lop Nur merupakan sebuah rawa-rawa bersar di bagian timur Xinjiang. Kini wilayahnya menjadi padang tanah lempung dan pasir. Tanah lempungnya yang berwarna kuning hingga kuning-abu-abu memiliki struktur yang keras dan tebal dan diselingi oleh kerikil yang halus. Tidak ada pasir yang bertiup ataupun gumuk pasir kecuali di bagian selatan di dekat kaki Altyn-Tagh.[3] IklimIklim di Gurun Lop sangat kering. Sebuah penelitan tahun 1984 menyebutkan bahwa curah hujan tahunan rata-rata di wilayah terebut bernilai kurang dari 20 mm.[1] Di sebuah penelitian lainnya tahun 2008, nilai curah hujan terukur sebanyak 31,2 mm.[4] Di bagian tengah dari cekungannya, tingkat kegersangan diperkirakan lebih ekstrem. Kelembapan udara relatif sering berada pada nilai nol dengan suhu udara mencapai 50 °C. Tingkat evaporasi tahunan diperkirakan pada tahun 1984 bernilai antara 1.000 mm dan 1.500 mm yang berarti bahwa sebuah danau dengan kedalaman 2 m akan kering dalam waktu kurang dari dua tahun jika aliran masuknya dihentikan. Pada tahun 2008, tingkat evaporasi tahunan dilaporkan bernilai 2.901 mm. Wilayah Lop dahulu pernah mengalami masa saat aktivitas seperti pertanian dan permukiman dapat didukung lebih besar daripada kondisi Lop kini. Penelitian menunjukkan bahwa wilayah tersebut mengalami sebanyak 7 perubahan iklim besar sejak akhir masa Pleistosen.[4][5] Wilayah Gurun Lop Nur merupakan wilayah yang sering dilanda badai pasir (burãns) pada bulan-bulan musim semi. Partikel-partikel pasir yang tertiup angin mengakibatkan pengikisan pada bentukan batuan yang kemudian membentuk Yardang.[3] Cuaca ekstrem dan gumuk pasir yang bergerak telah menyebabkan kematian ratusan orang.[6] EkologiJumlah spesies dan tutupan vegetasi di wilayah Lop sangat sedikit dan menyebar. Sebuah penelitian di wilayah Lop Nor pada tahun 1979-1982 hanya dapat mengumpulkan sebanyak 36 jenis tumbuhan dari 13 famili (utamanya Chenopodiaceae dan Compositae) dan 26 genera. Jenis hewan yang ditemukan adalah sebanyak 127 spesies hewan yaitu 23 mammalia, 91 unggas, 7 reptil, dan 1 amfibi.[1] Arkeolog Sven Hedin yang mengunjungi wilayah ini pada penghujung abad ke-19 dan awal abad ke-20 masih dapat menggunakan perahu menelusuri sungai dan rawa serta menyaksikan kehidupan satwa yang berjumlah besar.[7] Banyak hewan liar seperti harimau, serigala, dan babi hutan yang disebutkan oleh penjelajah-penjelajah terdahulu kini telah hilang. Akan tetapi, wilayah Lop kini masih menjadi salah satu dari suaka terakhir bagi unta Baktria liar (Camelus ferus). Unta Baktria dapat ditemukan di antara alang-alang oasis-oasis di sebelah utara gurun. Hutan populus dan semak tamarix dahulu tersebar secara luas di bagian hilir Sungai Tarim yang membentuk area yang disebut "Koridor Hijau". Tapi dengan mengeringnya aliran Sungai Tarim sejak tahun 1972 dari keberadaan bendungan, area tersebut secara bertahap telah rusak dan menghilang. Cagar Alam Nasional Unta Liar Lop Nur didirikan pada tahun 2001 untuk melestarikan unta Baktria dan kehidupan fauna serta flora lain di wilayah tersebut.[8] Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Lop Nur. Referensi
Pranala luar |