Garden Museum (Museum Taman) (dulunya dikenal sebagai Museum of Garden History) adalah satu-satunya museum di Inggris, yang membahas mengenai seni, sejarah, dan desain taman. Museum ini dibuka kembali pada tahun 2017 setelah melalui proses proyek pembangunan ulang selama 18 bulan.[1]
Bangunan ini sebagian besar adalah rekonstruksi Victorian dari gereja St Mary-at-Lambeth[2] yang didekonsekrasi (dibuat sekuler) pada tahun 1972 dan telah dijadwalkan untuk dihancurkan. Bangunan ini berdampingan dengan Istana Lambeth pada piggiran selatan Sungai Themes di Lambeth Road, London. Pada tahun 1976, John dan Rosemary Nicholson melacak makam dua orang tukang kebun kerajaan dan pemburu tanaman abad ke 17, John Tradescant yang Pertama dan John Tradescant yang Muda, ke halaman gereja, dan kemudian mereka terinspirasi untuk membuat Museum Sejarah Pertamanan (Museum of Garden History).[3] Museum ini adalah museum pertama di dunia yang didedikasikan bagi sejarah pertamanan.[4]
Galeri utama museum ini berada pada lantai pertama, di dalam bangunan gereja. Koleksi museum ini termasuk di antaranya adalah peralatan, seni, dan efemera pertamanan, termasuk sebuah galeri tentang desain taman dan evolusi taman, serta sebuah penciptaan ulang dari Tradescant's 17th-century Ark. Koleksi-koleksi tersebut memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai sejarah sosial pertamanan dan juga aspek-aspek praktikal dalam subjek ini. Pada museum ini terdapat tiga buah ruang pameran sementara (temporary), yang memperlihatkan bermacam-macam aspek dari tanaman dan taman dan pameran ini berganti setiap enam bulan[5] Pembangunan ulang museum ini, yang selesai pada tahun 2017, termasuk dua buah desain taman yang baru. Sackler Garden, didesain oleh Dan Pearson terletak di tengah halaman, menggantikan taman simpul (knot garden), dan taman depan museum ini didesain oleh Christopher Bradley-Hole.
Pada tahun 2006, Christopher Woodward, mantan direktur Museum Holburne (Holburne Museum) di Bath, Somerset, ditunjuk sebagai direktur Garden Museum.
Pengembangan museum
Museum ini dijalankan sebagai sebuah badan amal terdaftar yang mandiri[6] dan tidak menerima dana dari pemerintah, sebaliknya dana tersebut bergantung dari teman-teman, patron-patron dan dana amal, sebagai tambahan pemasukan dari tiket masuk dan acara-acara yang diadakan di sini. Pada tahun 2002, pada peringahatan hari jadi yang ke 25, museum ini mengadakan sebuah kampanye untuk mengumpulkan setidaknya 600.000 Poundsterling untuk membayar sebagian besar perbaikan fasilitas-fasilitasnya.[7]
Tahap I (2008)
Pada tahun 2008, interior museum ini diubah menjadi pusat kegiatan pameran dan acara-acara lainnya dengan pembangunan ruang-ruang galeri pameran temporer.[1] Museum yang bernama baru ini (sekarang bernama Garden Museum) dibuka untuk publik pada tanggal 18 Oktober tahun 2008.
Tahap II (2015–2017)
Dari tahun 2015 hingga 2017, museum ini menjalani pemgembangan tahap kedua[8] untuk menyelesaikan restorasi struktur kuno dan mengubahnya menjadi sebuah museum. Pada tahun 2014, museum ini mendapatkan dana hibah sebanyak 3.510.600 Poundsterling dari Heritage Lottery Fund untuk pengembangan museum. Museum yang telah dibangun kembali ini dibuka pada tahun 2017 dengan lebih banyak galeri dan ruangan bagi edukasi dan acara-acara yang dimasukkan ke dalam interior sejarah pada desain pemenang penghargaan oleh Dow Jones Architects.[9]
Tahap kedua ini menggandakan ruangan bagi pameran koleksi permanen, yang 95% berada di gudang, dan juga menciptakan ruang tambahan bagi kegiatan murid-murid sekolah dan komunitas penjangkauan, selain itu juga membuat kafe yang lebih luas dan pelayanan pengunjung yang modern.[10] Inti proyek ini adalah sebuah aspirasi untuk membuat arsip pertama desain garden dan lansekap dinegara ini, yang dibuka untuk publik dengan perjanjian terlebih dahulu. Museum ini sekarang juga memuat pembuatan ulang dari "Tradescant's Ark" melalui pinjaman dari Museum Ashmolean Ashmolean Museum berupa benda-benda yang aslinya dimiliki oleh koleksi Tradescant di Lambeth, dan kemudian di serahkan kepada tetangganya, Elias Ashmole.[11]
Pembangembangan tersebut juga termasuk sebuah sebuah serambi untuk melihat direndahkan di atas menara medieval, sehingga memungkin publik untuk mengakses menara tersebut dan menikmati pemandangan hingga ke Sungai Themes dan ke Westminster untuk pertama kalinya.[12]
Pintu masuk Garden Museum
Salah satu bagian dari galeri permanen
Salah satu ruang pameran temporer
St Mary-at-Lambeth
Museum Garden bertempat di gereja masa abad pertengahan dan masa Victoria bernama St Mary-as-Lambeth.[13] Gereja yang pertama dibangun pada situs tersebut dibangun sebelum penaklukan Inggris oleh Norman, dan integral sebagai pusat kegiatan religius yang dibentuk oleh Uskup Agung Canterbury pada abad ke 12. Bangunan tersebut kemudian didekonsekrasi pada tahun 1972, dan diselamatkan dari penghancuran oleh pendiri museum ini, Rosemary Nicholson.[3] Museum tersebut kemudian dibuka pada tahun 1977 sebagai museum sejarah pertamanan pertama di dunia; halaman gereja didesain ulang sebagai taman.[4]
Gereja tersebut adalah banguan tertua di London Borough of Lambeth, selain dari ruang bawah tanah Istana Lambeth itu sendiri, dan penguburan serta monumen-monumennya merupakan catatan dari komunitas yang telah berumur 950 tahun. Namun, bagi istananya, bangunan tersebut mungkin adalah bangunan yang memiliki cerita sejarah terkaya di wilayah tersebut.
Pada tahun 1062, sebuah gereja dari kayu dibangun pada situs tersebut oleh Goda, saudara perempuan dari Edward sang Pengaku Edward the Confessor; Domesday Book mencatat 29 penyewa tanah dalam tanah miliknya. Pada akhir abad tersebut, bangunan tersebut dibangun ulang sebagai geraja dari batu dan berada ada puncak kejayaannya pada abad ke 12, ketika gereja tersebut berfungsi sebagai gereja Uskup Agung London dan juga terdapat pondokan Uskup Agung London di sebelahnya.
Pada tahun 1377, menara batu dibangun; menara tersebut diperbaiki pada tahun 1834-1835, namun bangunan tersebut masih utuh dan para pengunjung dapat memanjat menara tersebut untuk melihat pemandangan di sekitar London. Tubuh gereja tersebut terus dibangun ulang dan diperkaya selama beberapa abad selanjutnya namun, secara pasti, pada tahun 1851-1852, lorong-lorong dan bagian tengah gereja dibangun ulang oleh Philip Charles Hardwick, seorang arsitek terkenal dalam pembangunan di bank-bank dan stasiun-stasiun kereta, tetapi tidak dianggap sebagai arsitek 'ranking pertama' dari generasinya; ayahnya, Sir Philip Hardwick, mendesain lengkungan Euston (Euston Arch). Bangunan gereja tersebut dideskripsikan oleh Museum Arkeologi London sebagai " sebuah pembangunan kembali dari tubuh gereja yang hampir lengkap". Peninggalan yang paling menarik adalah empat dari delapan buah korbel di langit-langit bagian tengah gereja. Korbel-korbel ini adalah campuran konstruksi dari masa abad pertengahan dan masa Victorian.
Satu dari beberapa masa intervensi strucktur gereja pada abad ke-20 terjadi sekitar tahun 1900, dengan sisipan dari tempat pencelupan untuk pembaptisan dan sebuah baptisterium yang terletak di dasar menara, yang dapat disebut sebagai satu dari hanya dua contoh gereja Anglikan di Inggris.
Selama masa Perang Dunia II, kaca patri di gereja tersebut rusak parah karen bom dan pada tahun 1950an, kaca patri tersebut diganti dengan kaca biasa maupun dengan panel-panel oleh Francis Stephens (1921-2002), termasuk sebuah replika "Jendela Pedlar". Bom-bom tersebut juga mematahkan altar gereja yang didonasikan pada tahun 1888 oleh Sir Henry Doulton sebagai sebuah monumen peringatan kepada istrinya; pabrik keramik Doulton berdiri sekitar 300 yard (275 meter) di selatan gereja.
Pada tahun 1972, gereja tersebut menjadi berlebihan buruknya karena kebobrokan dan kesuramannya, dan juga karena perubahan populasi permukiman paroki di sekitarnya: daerah tepi sungai ditinggalkan dan kurang populasi, dan pastor gereja tersebut menginginkan sebuah gereka yang lebih dekat dengan tempat tinggal konggregasinya. Pada tahun 1969, Dewan Wilayah Lambeth menunjuk area di sekitar Istana Lambeth sebagai salah satu wilayah pertama area konservasi di Inggris.[13]
Setelah Church Commissioners mendapatkan izin yang diperlukan untuk menghancurkan gereja, altar, bel-bel, dan bangku-bangku gereja dipindahkan. Pada tahun 1976, Rosemary Nicholson mengunjungi situs ini untuk melihat makam John Tradescant, dan Nicholson terkejut ketika mengetahui bahwa gereja tersebut siap untuk dihancurkan. Rosemary Nicholson kemudian membentuk Perserikatan Tradescent, yang mendapatkan sewa selama 99 tahun dari Keuskupan Southwark, yang kemudian memiliki tanah tersebut. Penyelamatan dan perbaikan yang dilakukan oleh perserikatan tersebut kepada bangunan gereja menjadi salah satu konservasi arsitektur terbaik pada masanya, dan gereja tersebut menjadi sebuah museum.[4]
Halaman gereja dan pemakaman St Mary
Gereja ini dulunya merupakan tempat pemakaman hingga halaman gereja tersebut ditutup pada tahun 1854, dan lantai dasar situs tersebut harus dinaikkan. Pemakaman tersebut diperkirakan memiliki lebih dari 26.000 makam. Tingkat prestisius situs ini terlihat dari banyaknya wasiat dari para penghuni kota yang memesan makan bagi diri mereka sendiri, terutama di mimbar gereja. Hal yang paling menonjol dari peristiwa ini adalah makam yang didedikasikan bagi Hugh Pyntwyn (meninggal tahun 1504) di dinding utara, yang merupakan contoh paling awal dari desain baru monumen dinding yang diasosiasikan dengan bengkel kerajaan. Di seberang dinding tersebut terdapat sebuah monumen dengan tipe yang sama untuk John Mompesson (meninggal tahun 1524). Garden Museum menjadi unik karena memiliki dua monumen dengan tipe seperti ini.
Gereja St Mary semula menyimpan makam-makam abad ke 15 dan 16 dari banyak anggota keluarga Howard, termasuk kuningan untuk monumen peringatan yang sekarang hilang milik Thomas Howard, Duke of Norfolk yang kedua (meninggal tahun 1542 dan istrinya [Agnes Howard, Duchess of Norfolk] (meninggal 1545), dan juda makam ibu dari Anne Boleyn, Elizabeth Boleyn (meninggal tahun 1538), yang sebelumnya adalah anggota keluarga Howard.[14] Elias Ashmole (yang memegang peranan penting dalam pembangunan spekulatif Freemason[15] dimakamkan di gereja ini pada tahun 1692. Makam-makam selanjutanya terletak di dalam gereja, termasuk makam soprano Nancy Storace.
Makam-makan di halaman gereja termasuk di antaranya adalah John Sealy dari Pabrik Coade Stone dan Kapten Bligh dari HMS Bounty. Halaman gereja tersebut termasuk istimewa karen memiliki makam-makan yang terdaftar dalam daftar bangunan Tingkat II (seperti Tradescant, Sealy, dan Bligh). Lambeth dengan cepat diperluas pada abad ke 19 dan terdapat 15.900 makam yang dicatat dalam dua dekade setelah tahun 1790. Halaman gereja tersebut diperluas lagi tahun 1814 tetapi kemudian ditutup pada tahun 1854, pada saat di mana halaman-halaman gereja lainnya ditutup oleh Undang-Undang dari Parlemen.
Makam Tradescants
Lima orang anggota keluarga Tradescant dikuburkan di sini: John Tradescant yang Pertama; John Tradescant yang Muda bersama dengan kedua istri mereka, Jane dan Hester, dan anaknya, yang juga dinamai John, meninggal pada umur 19.[16] Desain asli makam tersebut yang berasal dari abad ke 17 berada in Perpustakaan Pepys, Cambridge, dan sebuah gambar tersebut juga dapat ditemukan di Galeri Potret Nasional.[17]
Makam yang sekarang merupakan urutan yang ketiga pada situs kuburan Tradescant dan merupakan replika desain yang asli. Makam tersebut direstorasi oleh sumbangan dari publik pada tahun 1853.[16]
Pada sisi timur makam tersebut berukir lambang keluarga, pada sisi barat berukir sebuah tengkorak dan sebuah hidra berkepala tujuh, pada sisi selatan terdapat patahan-patahan tiang, berkepala gaya Korinthia, sebuah piramid dan reruntuhan, dan pada sisi utara berukir kerang-kerang, seekor buaya, dan pemandangan beberapa bangunan bergaya Mesir.[16]
Legenda lokal di Lambeth menyebutkan bahwa apabila makam tersebut menari sekitar dua belas kali, selama Big Ben berbunyi pada tengah malam, maka sesosok hantu akan keluar.
Peti-peti mati yang ditemukan selama pembangunan kembali
Selama renovasi dikerjakan pada tahun 2016, para pekerja menemukan sebuah kolong yang berisi 30 peti mati, termasuk di antaranya lima Uskup Agung Canterbury.[18] Uskup-uskup agung tersebut termasuk Richard Bancroft (yang mengawasi produksi Kitab Suci Raja James, John Moore, Frederick Cornwallis, Matthew Hutton, dan Thomas Tenison. Beberapa makam lain yang dapat diidentifikasi adalah Catherine Moore, istri dari John Moore, dan John Bettesworth, seorang hakim dari pengadilan gerejawi (Dean of Arches).[19][20]