Galo de Barcelos (arti: Ayam Jantan dari Barcelos) adalah salah satu simbol dari negara Portugal. Simbol ini melambangkan seekor ayam jantan hitam dengan hiasan ornamen warna-warni unik yang mengelilingi tubuhnya. Diberi nama demikian karena lambang ini populer di kota Barcelos, sebuah kota di Distrik Braga, negara Portugal yang merupakan sebuah legenda umum oleh masyarakat di sana. Simbol ini kemudian menjadi simbol tidak resmi dari negara Portugal di samping perisai Cinco Quinas yang menjadi simbol resmi utama.[1]
Legenda
Legenda Galo de Barcelos menceritakan tuah seekor ayam jantan yang telah mati dalam membuktikan ketidakbersalahan seseorang yang telah dituduh melakukan kesalahan fatal dan kemudian dijatuhi hukuman mati. Cerita ini terkait dengan kalendar abad ke-17 yang merupakan bagian dari koleksi Museum Arkeologi yang terletak di Paço dos Condes, sebuah istana bergaya gothic di Barcelos, sebuah kota di Distrik Braga, barat laut Portugal.
Sejumlah perak telah dicuri dari pemilik tanah di Barcelos, dan penduduk kota itu mencari penjahat yang telah melakukan kejahatan tersebut. Suatu hari, seorang pria dari Galicia yang merupakan desa tetangga muncul dan tertuduh sebagai tersangka, terlepas dari pengakuannya bahwa ia tidak bersalah. Pria Galicia tersebut bersumpah bahwa ia hanya melewati Barcelos untuk pergi ke sebuah Pemakaman di Santiago de Compostela untuk berziarah serta memenuhi sebuah janji.
Meski begitu, pihak berwenang tetap menahan Pria Galicia itu dan mengutuknya untuk digantung. Pria itu kemudian meminta mereka untuk membawanya ke depan hakim yang telah menghukumnya. Pihak berwenang menghormati permintaannya dan membawanya ke rumah hakim, yang sedang mengadakan perjamuan dengan beberapa koleganya. Menegaskan ketidakbersalahannya, Pria Galicia menunjuk sebuah hidangan ayam panggang di atas meja perjamuan dan berkata, "Saya yakin bahwa saya tidak bersalah, kalau saya bersalah maka ayam ini akan berkokok saat mereka menggantung saya." Hakim menyingkirkan piringnya karena ia memutuskan untuk tidak memakan ayam panggang itu. Tapi tetap saja, hakim mengabaikan permintaan Pria Galicia.
Namun, saat sang Pria telah digantung, ayam panggang tersebut berdiri di atas meja dan berkokok sesuai dengan ramalan Pria Galicia itu. Memahami kesalahannya, hakim tersebut bergegas menuju ke tiang gantungan, hanya untuk menemukan bahwa sang Pria Galicia telah selamat dari tiang gantungan berkat simpul tali yang kurang erat ikatannya. Pria itupun segera dibebaskan dan kembali dengan damai.
Beberapa tahun kemudian, Galicia kembali ke Barcelos untuk memahat Calvary (tiang salib) kepada Dewa Ayam Jantan ("Cruzeiro do Senhor do Galo" dalam bahasa Portugis) sebagai ungkapan rasa syukur pada Bunda Maria dan Santo Yakobus. Monumen ini terletak di Museum Arkeologi Barcelos.
Variasi
Dari semua sumber yang ada, sebagian besar legenda Galo de Barcelos menceritakan seekor ayam jantan yang telah mati kemudian hidup kembali lalu berkokok untuk membuktikan ketidakbersalahan seorang pria akan kejahatan yang tidak ia lakukan. Tetapi ada beberapa versi lain dari legenda ini, berikut beberapa variasinya:
Sang peziarah (dalam hal ini Pria Galicia) adalah tamu yang diundang taun tanah ke perjamuannya, tempat di mana perak itu dicuri.
Sang peziarah saat itu menginap di sebuah penginapan lokal, dan pemilik serakah dari penginapan lah yang secara salah menuduhnya melakukan kejahatan tersebut.
Ada dua peziarah, ayah dan anaknya. Anak laki-lakinya yang dituduh, dan sang ayah yang menunjuk ayam jantan tersebut untuk berkokok.[2]
Ayam jantan berkokok segera setelah orang yang dituduh menyatakan sang ayam akan melakukannya, jadi orang tersebut tidak pernah dibawa ke tiang gantungan.
Sang peziarah yang dituduh ini diidentifikasi berasal bukan dari Galicia.
Lain-Lain
Apabila berkunjung ke negara Portugal, terutama ke kota Barcelos di Distrik Braga, kita akan menemukan banyak penjual cinderamata Galo de Barcelos
yang menjadi salah satu oleh-oleh khas dari negara Portugal, khususnya dari Braga. Cinderamata bisa ditemukan dalam bentuk boneka, pajangan, gantungan kunci, bros, maupun hiasan pada pakaian seperti misalnya hiasan untuk kaos.[3]