Gakkukotai (dalam Bahasa Indonesia, berarti Barisan Pelajar) adalah resimen tentara pelajar bentukan tentara pendudukan Kekaisaran Jepang yang terdiri atas pelajar dari tingkatan usia sekolah menengah di negara-negara jajahan mereka, seperti Korea, China, Malaya, Burma, dan termasuk Indonesia yang dahulu bernama Hindia Belanda.[1] Kekaisaran Jepang mewajibkan setiap sekolah menengah untuk membentuk gakkutotai. Setiap sekolah lanjutan menjadi Chutai (kompi). Kelas yang berada di dalamnya menjadi shotai (seksi). Setiap regu dalam kelas juga dibagi menjadi beberapa buta (regu atau kelompok).[2]
Struktur dan Pelatihan
dalam struktur komando Gakkukotai setiap sekolah dijadikan markas chutai (kompi), sementara setiap ruangan kelas merupakan shotai (seksi). Setiap shotai memiliki satuan-satuan regu yang disebut sebagai butai (pleton). Ada perbedaan dalam melatih pelajar putra dan putri. Pelajar putra lebih mendapatkan pelatihan yang berat, seperti pelatihan fisik, menembak, stategi, dan semua latihan dasar militer yang diperlukan untuk menciptakan serdadu yang hebat bagi Kekaisaran Jepang. Pelajar putra juga diberi senapan Arisaka tiruan untuk latihan awal mereka yang diberinama mokuju, sementara pemimpin kelas diberikan katana tiruan dari kayu seperti para komandan tentara Kekaisaran Jepang pada umumnya. Kemudian untuk pelatihan bagi pelajar putri lebih kepada pelatihan dasar militer yang ringan, seperti pelatihan menjadi medic, membuat dapur umum, dan penyantera komunikasi musuh.[1]
Referensi
- ^ a b Nino Oktorino, Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 31
- ^ Mhd, Syafaruddin Usman; Din, Isnawita (2009). Peristiwa Mandor berdarah. Media Pressindo. hlm. 30. ISBN 978-979-788-109-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2020-08-30.